Menuju konten utama
Sejarah Dunia

Teori Out of Africa: Ciri-Ciri, Tokoh, dan Buktinya

Teori Out of Africa menyebut, manusia modern di dunia berasal dari Afrika. Simak bukti Teori Out of Africa, tokoh, dan ciri-cirinya di bawah ini.

Teori Out of Africa: Ciri-Ciri, Tokoh, dan Buktinya
Ilustrasi teori asal usul manusia: Teori Out of Africa. Penari menampilkan drama tari tentang kehidupan manusia purba yang bermukim di kawasan Gunung Helan, Ningxia, Cina, Senin (7/5/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Teori Out of Africa menyebut bahwa manusia modern di dunia bermula dari Afrika, termasuk orang Indonesia yang tinggal di Nusantara.

Menurut catatan Chris Stringer yang diterbitkan di BBC, pada akhir 1980-an, sejumlah peneliti menemukan bukti teori Out of Africa. Mereka meyakini bahwa manusia modern berasal dari Afrika, 100.000 hingga 200.000 tahun lalu.

Dilansir laman web resmi Australian Museum, spesies manusia pertama yang meninggalkan Afrika, menurut Teori Out of Africa, ialah homo ergaster.

Sisa-sisa fosil menunjukkan bahwa spesies ini telah memperluas jangkauannya ke Eurasia selatan pada 1,75 juta tahun yang lalu. Kemudian, keturunan mereka, homo erectus Asia, menyebar ke arah timur dan menetap di Asia Tenggara setidaknya 1,6 juta tahun silam.

Perjalanan Manusia Purba ke Belahan Dunia menurut Teori Out of Africa

Tokoh teori Out of Africa yang paling aktif adalah Chris Stringer. Ia memunculkan teori tersebut pertama kali dengan istilah Recent African Origins.

Menurut teori ini, manusia modern muncul di Afrika atau Timur Tengah sekitar 200.000 tahun yang lalu. Mereka kemudian menyebar ke seluruh dunia lama dengan menggantikan populasi homo erectus atau homo sapiens purba.

Fokus pertama homo ergaster awalnya adalah Asia Barat. Sebelum itu, mereka terlebih dahulu melewati Sungai Nil, Semenanjung Sinai, Arab Levant. Di antara mereka, terdapat juga beberapa manusia purba yang memilih jalur opsi dua, Laut Merah.

Ketika sampai di Asia, ada sejumlah kelompok yang memutuskan tinggal di sekitaran Timur Tengah. Sementara itu, yang lainnya berjalan mengikuti garis pantai Arab sampai ke India.

Bukan hanya India yang berhasil disambangi melainkan juga daratan Asia Timur hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka sempat singgah di Nusantara sebelum sampai ke Australia.

Secara rinci, teori Out of Africa menyebut bahwa ada tiga gelombang kedatangan manusia purba Afrika di Indonesia. Tahap paling tua adalah Proto Melayu yang datang kala 2500 Sebelum Masehi (SM). Lalu, dilanjutkan fase Deutro Melayu yang menetap pada 1500 SM. Terakhir, Melanesia, hadir pada 1000 SM.

Oleh sebab itu, masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku kendati berada di wilayah yang sama. Hal tersebut disebabkan kedatangan tiga gelombang di atas.

Bukti Sejarah Teori Out of Africa

Menurut catatan Hasnawati dalam Sejarah Kelas X (2020, hlm. 11), temuan fosil manusia purba berupa tulang-belulang homo sapiens tertua ditemukan di Afrika. Dari penemuan ini, maka diklaim bahwa manusia modern sekarang yang ada di seluruh dunia berasal dari sana.

Penemuan fosil itu berlokasi di sekitaran Sungai Omo, Ethiopia, daerah timur Afrika. Selain itu, ada juga bukti lain dari penelitian DNA mitokondria. Dengan DNA ini, sel bisa memberikan gambaran suatu generasi ke generasi selanjutnya.

Dari penelitian tersebut yang dibandingkan dengan DNA fosil, hasil keserupaan mencapai 99 persen. Selain itu, penjelasan sebelumya yang menyebut ada tiga tahap penghasil generasi baru juga masih dipertanyakan.

Penelitian menyebut tidak ada pencampuran DNA dari homo sapiens murni dengan makhluk lain yang tinggal di Nusantara atau wilayah lainnya. Dengan kata lain, manusia purba asal Afrika ini datang dan menggantikan populasi terdahulu.

Lantas, bagaimana proses penyebaran teori Out of Africa? Teori ini menyebar dan mendapat banyak dukungan dalam beberapa tahun terakhir lantaran adanya penelitian DNA.

Bukti studi genetik menunjukkan adanya ekspansi ke luar Afrika sekira 1,9 tahun yang lalu. Aliran gen juga terjadi antara populasi Asia dan Afrika pada 1,5 tahun yang lalu.

Untuk memperjelas bukti teori Out of Africa, di bawah ini akan dijelaskan bukti sejarah, dan ciri-ciri Teori Out of Africa.

Ciri-Ciri Teori Out of Africa

Dirangkum dari situs web resmi Australian Museum, berikut ciri-ciri Teori Out of Africa:

  1. Teori Out of Africa meyakini bahwa homo ergaster memiliki bentuk tubuh modern dengan gaya berjalan efisien yang cocok untuk perjalanan jarak jauh.

  2. Berdasarkan teori Out of Africa, perawakan manusia purba berperawakan lebih kecil, terbukti dari sisa-sia yang ditemukan di Dmanisi, Georgia.

  3. Menurut teori Out of Africa, peningkatan teknologi untuk membantu penghidupan (peralatan bergaya Oldowan atau teknologi Mode1 telah ditemukan di lokasi di Dmanisi, Georgia, dan Tiongkok utara. Keduanya berusia 1,7 juta tahun).

  4. Menurut teori Out of Africa, homo ergaster memiliki pola makan yang mencakup lebih banyak daging.

  5. Berdasarkan teori Out of Africa, manusia purba dari Afrika cenderung meningkatkan pilihan pasokan makanan di lingkungan yang kering secara musiman.

Kelemahan Teori Out of Africa

Meskipun penyebaran dan dukungannya cukup besar, ada beberapa kelemahan Teori Out of Africa. Beberapa di antaranya yakni:

1. Sulit untuk meningkatkan dan memperbanyak bukti Teori Out of Africa

Kelemahan Teori Out of Africa berkaitan dengan penelitian yang terbatas. Untuk memperbanyak bukti, diperlukan penelitian di wilayah utama Eurasia, seperti Iran, Afganistan, dan Pakistan, tetapi politik saat ini mempersulit hal tersebut.

2. Mutasi bukanlah peristiwa konstan

Teori Out of Africa juga memegang asumsi bahwa penggantian populasi itu terjadi secara mutasi. Padahal, mutasi bukanlah peristiwa yang konstan. Menurut Adam Chou, pemerhati ilmu dan sejarah manusia purba asal Tiongkok, dikutip dari American Scientist, laju mutasi yang konstan untuk digunakan dalam perhitungan penanggalan peristiwa genetik dapat menyebabkan kesalahan serius.

3. Periode yang tidak jelas

Waktu terjadinya peristiwa genetik, misalnya periode migrasi hominif keluar dari Afrika, sangat tidak pasti. Waktu yang dimaksud di sini adalah perhitungan berdasarkan jam molekuler, sebuah cara dalam evolusi molekul yang menggunakan pembatasan dan perbandingan perkembangan fosil terhadap perubahan molekul untuk menyimpulkan waktu sejarah geologis.

Kelebihan Teori Out of Africa

Ada beberapa kelebihan teori Out of Africa yang dapat ditelusuri.

1. Bukti berdasarkan perbandingan DNA mitokondria

Perbandingan DNA mitokondria (mtDNA) yang diekstraksi dari berbagai hominid telah memberikan bukti kuat terkait adanya penggantian.

2. Bukti waktu dapat ditelusuri dengan penelitian fosil

Meskipun penanggalan berdasarkan jam molekuler tidak pasti, penanggalan yang merujuk pada fosil sangat akurat.

3. Ada bukti perkakas

Dikutip dari situs resmi Australian Museum, ada beberapa bukti perkakas yang ditemukan di sebuah lokasi di Dmanisi, Georgia, dan Tiongkok bagian utara. Peralatan bergaya Oldowan—industri arkeologi perkakas batu yang tersebar luas di masa prasejarah—atau Teknologi Mode1 ini berusia 1,7 juta tahun.

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin