tirto.id - Knetz menjadi trending di sosial media usai tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-23 kalahkan Korea Selatan (Korsel) dalam pertandingan 8 besar Piala Asia di Qatar pada Kamis, 25 April 2024 waktu setempat. Lantas apa itu Knetz?
Laga timnas Indonesia mengalahkan Korea Selatan cukup dramatis karena berakhir imbang 2-2, sehingga untuk mendapatkan pemenang kedua tim harus melakukan adu tendangan pinalti. Hasilnya, Indonesia menang atas Korsel 11-10, dan berhak maju ke babak semifinal.
Selain itu, pertandingan ini juga menjadi pertandingan yang cukup emosional untuk pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Pasalnya, pada pertandingan itu dia memimpin skuad Garuda muda mengalahkan negara asalnya, Korea Selatan.
Untuk diketahui Shin Tae-yong, pernah menjadi pelatih timnas sepak bola Korea Selatan, inilah yang menjadi perhatian publik Indonesia dan Korsel.
Setelah mengalahkan Korsel, Shin Tae-yong, mengungkapkan dilemanya, dia merasa senang dan bahagia, namun di sisi lain kemenangan Indonesia juga menyedihkan dan menyulitkan bagi dirinya.
Dia menyampaikan permintaan maafnya kepada rakyat Korea Selatan karena telah mengubur mimpi untuk memecahkan rekor maju ke Olimpiade 10 kali berturut-turut.
Shin Tae-yong sekali lagi memohon maaf karena telah menyebabkan Korsel kalah. Tetapi sebagai pelatih, dia harus bertanggungjawab dengan pekerjaannya.
Di atas semua itu, Shin Tae-yong bilang, dia tetaplah warga negara Korsel, dia berharap rakyat Korsel tidak terlalu membencinya dan tetap memberikan dukungan kepadanya.
Kekhawatiran Shin Tae-yong rakyat Korsel ternyata tidak terjadi, alih-alih membenci Shin Tae-yong, Knetz ternyata malah memberikan apresiasi terhadap kerja keras Shin Tae-yong.
Mereka bahkan memberikan selamat dan merasa bangga dengan Shin Tae-yong karena telah berhasil memimpin Indonesia meraih kemenangan.
Salah satu Knetz bahkan membalas pernyataan Shin Tae-yong dengan mengatakan, bahwa sudah seharusnya Shin Tae-yong bahagia atas kemenangan Indonesia. Apa yang dia lakukan bukanlah kejahatan, Korea kalah karena memang ada masalah yang harus segera diselesaikan.
“Anda sudah seharusnya merasa bahagia. Anda bahkan merasa seperti telah melakukan suatu kejahatan. Alasan mengapa sepak bola Korea tidak bermain dengan baik adalah sebuah masalah yang harus diselesaikan oleh sepak bola Korea itu sendiri,” tulis akun X @sunzNyuna Jumat (26/4/2024).
Apa Itu Knetz?
Knetz adalah akronim dari Korean Netizen. Kata netizen sendiri juga merupakan singkatan dari kata “Internet” dan “Citizen”. Secara harfiah Knetz merujuk kepada pengguna internet Korea Selatan. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada komunitas online Korea, terutama yang aktif di berbagai platform seperti portal web, forum, dan media sosial.
Knetz terkenal karena memiliki peran yang signifikan dalam industri hiburan Korea, terutama dalam menentukan popularitas selebriti, menyebarkan berita, memberikan dukungan kepada artis favorit, dan bahkan mempengaruhi citra publik individu.
Meskipun memiliki kekuatan yang besar dalam memengaruhi opini publik, komunitas Knetz juga sering kali menjadi pusat kontroversi karena tingkat kecaman dan kritik yang mereka tunjukkan terhadap selebriti dan peristiwa tertentu.
Professor, Faculty of Software and Information Science Iwate Prefectural University, Japan, Katsuaki Suzuki, dalam artikel berjudul Welcome to the World of Netizens menjelaskan bahwa kata netizen pertama kali digunakan oleh Michael Hauben pada tahun 1995.
Pada saat itu, Michael adalah seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Columbia, Amerika Serikat. Netizen menurut Michael adalah akronim dari kata "network" dan "citizen". Netizen berarti warga jaringan digital, atau warga jaringan (net-citizen).
Artinya, orang-orang yang menggunakan jaringan digital, seperti Internet, untuk berkomunikasi dengan orang lain, mencari informasi, atau mengekspresikan ide-ide mereka melalui jaringan.
Michael mengatakan bahwa Netizen adalah orang-orang yang berusaha membuat dunia digital menjadi tempat yang lebih baik untuk semua Netizen lainnya.
Netizen dapat memberikan kontribusi teknologi, seperti membuat kecepatan transmisi jaringan menjadi lebih cepat, atau menemukan cara untuk bertukar informasi dengan aman.
Netizen lain dapat memberikan kontribusi sosial, seperti mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan seseorang di BBS, atau menyajikan informasi di Web yang ingin diketahui orang lain.
Netizen bukan hanya pengguna jaringan, tetapi juga kontributor jaringan. Mereka tidak hanya menggunakan jaringan untuk mendapatkan sesuatu darinya, tetapi juga mencoba untuk memberikan sesuatu kepada jaringan.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra