Menuju konten utama

Sejarah Peradaban Lembah Sungai Nil dan Peninggalannya

Berikut ini sejarah peradaban Lembah Sungai Nil dan peninggalannya yang masih bisa ditemukan hingga kini.

Sejarah Peradaban Lembah Sungai Nil dan Peninggalannya
Nelayan melaut dengan perahu saat air surut di Sungai Nil, Kairo, Mesir, Minggu (1/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

tirto.id - Peradaban Lembah Sungai Nil dapat dilacak sejak 3.150 tahun sebelum masehi (SM). Berbagai peninggalan peradaban Lembah Sungai Nil, mulai dari relief tulisan Hieroglyph hingga piramida masih dapat ditemukan sampai sekarang. Berikut ini sejarah peradaban Lembah Sungai Nil dan peninggalannya.

Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia, yakni mencapai 6.400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air dari dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro, Afrika Timur.

Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara dan bermuara ke Laut Tengah. Ada 4 negara yang dilewati sungai Nil, meliputi Uganda, Sudan, Ethiopia, dan Mesir.

Sungai Nil setiap tahunnya mengalami banjir yang menyebabkan daerah kanan-kirinya menjadi lembah yang subur dengan luas mencapai 15-50 kilometer.

Lembah Sungai Nil dikelilingi gurun, sebelah timur sekitar tepi Laut Merah berupa gurun Arabia, batas selatan di Sudan berupa gurun Nubia, batas barat adalah Gunung Libya, dan batas utara adalah Laut Tengah.

Air dari Sungai Nil berasal dari gletser yang mencair dari Pegunungan Kilimanjaro. Selanjutnya, lembah Sungai Nil yang subur dimanfaatkan masyarakat untuk bertani.

Beberapa pertanian dari peradaban Sungai Nil yang dihasilkan adalah gandum, sekoi, dan jelai (padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung).

Sungai Nil dapat dikatakan sebagai pendukung terbesar perkembangan kebudayaan dan penopang kehidupan masyarakat Mesir Kuno.

Selain pemanfaatan Sungai Nil sebagai pengairan pertanian, masyarakat Mesir Kuno juga menggunakannya sebagai tempat perdagangan dan pelayaran.

Dikutip dari Sejarah Peradaban Dunia (2017:19-20) yang ditulis Anisa Septianingrum, Lembah Sungai Nil mengandung latar belakang alami yang layak bagi pemukiman permanen disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Adanya sungai besar dengan luapan air secara periodik tahunan yang menyuburkan tanah sehingga mendukung aktivitas pertanian.
  • Tersedianya banyak hewan liar, baik binatang menyusui (mamalia) atau aneka burung (aves).
  • Terapit gurun luas yang berfungsi sebagai penghalang serbuan musuh dari luar.
  • Adanya langit subtropika yang terang, serta tidak berawan sepanjang tahun. Para ilmuwan sempat menyelidiki aneka gerakan benda-benda langit yang berhubungan dengan kegiatan pertanian. Kemudian, muncul ilmu astronomi dan ilmu pasti yang mendorong berbagai penemuan lain dari Lembah Sungai Nil.

Perjalanan sejarah politik Mesir bermula dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa, kemudian disatukan menjadi 2 kerajaan: Kerajaan Mesir Hilir dan Kerajaan Mesir Hulu.

Proses tersebut terjadi sekitar 4.000 SM, namun kemudian seorang penguasa bernama Menes pada 3400 SM mempersatukan kedua Kerajaan Mesir Hilir dan Hulu menjadi Kerajaan Mesir.

Kerajaan Mesir diperintah seorang raja yang bergelar Firaun. Garis besar pemerintahan Kerajaan Mesir dibagi ke dalam beberapa periode, meliputi Kerajaan Mesir Tua (2660-2180 SM), Kerajaan Mesir Tengah (1640-1570 SM), hingga Kerajaan Mesir Baru (1570-1075 SM).

Kepercayaan yang dianut masyarakat Mesir Kuno ialah politeisme, percaya kepada banyak dewa. Dewa tertinggi dalam kepercayaan masyarakat Mesir Kuno ialah Dewa Ra atau Dewa Matahari. Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa rajanya, Firaun merupakan pemimpin yang dilindungi oleh Dewa Horus.

Masyarakat Mesir Kuno mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph, aksara berbentuk gambar. Warisan budaya ini banyak ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, hingga peninggalan daun papyrus.

Kalender yang digunakan masyarakat Mesir Kuno pada awalnya berdasarkan siklus peredaran bulan selama 291/2 hari. Namun, kalender perhitungan tersebut dianggap tidak tepat, sehingga ditetapkan kalender baru berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahunnya.

Kalender mengikuti bintang Sirius ini menjadikan 1 tahun sebanyak 12 bulan. Setiap bulan sejumlah 30 hari. Oleh karena itu, jumlah perhitungan hari pada kalender menurut bintang Sirius ialah 356 hari ditambah 5 hari. Masyarakat Mesir Kuno pada waktu itu juga telah mengenal tahun kabisat.

Arsitektur peradaban Mesir Kuno merupakan salah satu peninggalan sejarah yang paling menonjol. Contoh peninggalan yang paling terkenal ialah piramida dan bangunan kuil. Kedua bangunan tersebut berkaitan erat dengan kehidupan beragama masyarakat Mesir Kuno.

Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Piramida terbesar ialah makam raja Cheops yang memiliki tinggi mencapai 137 meter di Giza.

Kemudian, terdapat juga bentuk pemakaman lain yang disebut dengan hockerbestattung. Pemakaman adalah untuk mayat yang dikuburkan dengan cara didudukkan jongkok. Tidak hanya itu, ada juga pemakaman untuk para bangsawan yang disebut dengan mastaba.

Sementara itu, kuil merupakan tempat untuk pemujaan dewa-dewi masyarakat Mesir Kuno. Kuil terbesar bernama Kuil Karnak. Kuil tersebut ditujukan sebagai tempat pemujaan kepada Dewa Amon Ra. Kuil ini memiliki panjang sekitar 433 meter dengan tinggi tiang 23,5 meter dan memiliki diameter sekitar 6,6 meter.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi