tirto.id - Resensi merupakan salah satu cara untuk melakukan kritik atas sebuah buku. Kritik yang dimaksud di sini tentu bukan dalam artian mencemooh atau memberi komentar negatif belaka.
Kritik yang dimaksud dalam meresensi adalah memberikan ulasan tentang kesan seseorang setelah membaca. Oleh karenanya, kritik dalam resensi tidak hanya berkutat pada hal-hal buruk saja, namun lebih ke bagaimana kesan seseorang ketika membaca buku.
Menurut Haryanto dalam buku Membuat Resensi (2008), meresensi sebuah buku berarti memberikan argumentasi mengenai kelebihan dan kekurangan kepada sebuah buku berdasarkan penilaian dan pengamatan yang dapat dipertanggung-jawabkan dari si pembuat resensi.
Ulasan yang dapat dipertanggungjawabkan berarti bahwa peresensi tidak hanya mengatakan sebuah buku baik atau buruk mutunya, namun juga memberikan argumen mengapa sebuah buku disebut bermutu baik atau buruk.
Praktik resensi sebenarnya tidak hanya diperuntukkan untuk buku (baik fiksi maupun non-fiksi). Resensi juga dapat dilakukan ketika menikmati beragam kesenian seperti pementasan drama, musik, pameran lukis/patung, maupun film.
Dasar dari praktik meresensi adalah menganalisa ulang kesan ketika membaca sebuah buku atau menikmati karya seni.
Sebagaimana asal kata resensi, yakni "recensie" yang merupakan bahasa Belanda untuk istilah "melihat, menimbang, atau menilai kembali".
Pembuatan resensi bertujuan untuk memberikan informasi seperti identitas penulis buku dan hal yang dibahas dalam buku.
Resensi juga dapat digunakan sebagai sarana memberikan rekomendasi apakah buku yang diulas patut untuk dibaca atau tidak.
Selain itu, resensi juga dapat menjadi cara bagi penulis resensi untuk mengingat buku-buku yang telah ia baca.
Karena meresensi buku memerlukan analisa yang lebih ketika membaca sebuah buku, penulis resensi juga dapat belajar tentang seluk-beluk pembuatan sebuah buku, seperti gaya penulisan atau sistematika penulisan.
Resensi juga memiliki manfaat ekonomi untuk penulisnya. Dengan menulis resensi yang diterbitkan di media massa, tak jarang penulis resensi akan mendapatkan imbalan berupa buku gratis atau uang.
Imbalan tersebut biasanya didapatkan dari media massa tempat resensi diterbitkan atau penerbit yang bukunya telah diresensi.
Cara Membuat Resensi
Menulis sebuah resensi sebenarnya bukan perkara sulit. Namun untuk menuliskan sebuah resensi yang bermutu baik, seorang penulis perlu untuk memerhatikan beberapa hal sebelum menulis resensi.
Dilansir dari buku Membuat Resensi (2008) karya Haryanto, seorang penulis resensi harus mengetahui dasar-dasar penulisan resensi sebelum mulai untuk meresensi sebuah buku. Dasar-dasar penulisan resensi meliputi:
1. Memahami tujuan penulisan buku yang hendak diresensi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat bagian pengantar buku atau mencari tahu proses kreatif penulisan buku yang dilakukan penulis buku.
2. Memahami tujuan menulis resensi, misalnya meresensi untuk memberikan pembaca rekomendasi buku atau meresensi untuk mengoreksi pemikiran si penulis buku. Tujuan penulisan resensi akan memengaruhi cara menulis resensi.
3. Memahami selera pembaca dari resensi yang akan ditulis. Jangan sampai mengirim naskah resensi ke media massa untuk kalangan dewasa namun menggunakan gaya bahasa untuk remaja, maupun sebaliknya.
Jika telah memahi dasar-dasar yang perlu dipahami sebelum menulis resensi, maka penulisan resensi dapat dilakukan.
Dinukil dari buku Berguru Pada Pesohor (2011) yang ditulis Diana AV Sasa dan Muhidin M. Dahlan, terdapat cara penulisan yang dapat diikuti untuk membuat resensi, yaitu:
1. Memilih buku yang tepat.
Karena meresensi berarti pula mesti memahami isi buku yang hendak diresensi, maka seorang peresensi mesti memilih buku yang tepat untuk diresensi. Untuk hal ini, peresensi dapat memulai dengan memilih buku dengan tema yang disukai.
Memilih buku dengan tema yang disukai dapat membuat peresensi menikmati proses membaca dan meresensi buku.
Begitupun sebaliknya, jika memilih buku yang tidak disukai, proses membaca dan menulis ulasan akan terasa sulit.
Namun bila resensi yang dibuat ditujukan untuk dikirim di media massa, maka peresensi harus memerhatikan hal-hal seperti:
- Buku yang hendak diresensi belum pernah diresensi di media massa yang dituju. Oleh karenanya, peresensi mesti rajin membaca media massa.
- Isu yang ditulis memiliki unsur kebaruan terkait isu publik yang tengah banyak diperbincangkan.
- Buku yang diresensi memiliki kedekatan dengan karakteristik media yang dituju.
2. Mulai membaca.
Praktik resensi berawal dari membaca buku terlebih dahulu. Oleh karenanya, setelah memilih buku yang dirasa tepat, hal yang dilakukan setelahnya adalah membaca buku tersebut secara komprehensif.
Namun, ketika membaca buku yang hendak diresensi, seorang peresensi tak hanya membaca untuk menikmatinya saja. Peresensi juga perlu untuk mengamati seluk beluk buku yang dibaca.
Untuk memepermudah, peresensi dapat membuat daftar pertanyaan tentang buku yang dibaca, seperti identitas buku, apa isi buku yang dibaca, isu apa yang dibawa buku tersebut, apa keunikan dan kelebihan buku yang dibaca.
Daftar pertanyaan tersebut kemudian dijawab dengan membaca buku yang hendak diresensi. Dengan demikian, peresensi akan lebih mudah menemukan bahan untuk ditulis dalam resensinya.
3. Menentukan sikap
Setelah membaca buku yang hendak diresensi, peresensi kemudian diharuskan untuk menentukan sikap dalam menilai beragam aspek yang terkandung dalam buku tersebut.
Aspek-aspek yang dimaksud misalnya:
- Kerangka tulisan. Apakah sistematika penulisannya sudah baik?
- Isi pernyataan penulis buku. Apakah gagasan yang dibawa penulis berbobot atau tidak?
- Gaya bahasa. Apakah buku tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang enak dibaca atau tidak?
- Aspek teknis buku. Apakah buku tersebut memiliki tata letak, sampul, kerapian paragraf yang baik?
4. Mulai menulis.
Setelah melakukan tiga hal di atas, maka peresensi siap untuk menuliskan resensinya. Dalam menulis resensi, peresensi diharuskan jujur dalam menilai.
Kesan yang dibuat-buat ketika menulis resensi tidak membuat resensi terlihat bagus. Oleh karenanya, peresensi harus menuliskan ulasannya dengan jujur.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yandri Daniel Damaledo