tirto.id - Upaya preventif secara kolektif dinilai perlu dalam upaya melandaikan kenaikan kasus COVID-19. Hal ini merujuk pada hasil studi Matraj dan Leung (2020) yang menyatakan bahwa semakin dini intervensi pencegahan, maka semakin berdampak melandainya kurva kasus dan menguatnya kapasitas sistem kesehatan.
Karena upaya pencegahan penyakit menular seperti COVID-19 bersifat multipilikatif, demikian dikutip laman resmi Satgas Covid.
Terkait hal yang sama, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut dengan melakukan upaya ini, maka setiap orang punya peranan penting memutus mata rantai penularan.
Jika melihat penambahan kasus pada Maret 2020 lalu, hal itu disebabkan belum terbentuknya kekompakan masyarakat dalam menjalankan upaya pencegahan. Dan saat itu COVID-19 merupakan penyakit baru dan pengetahuan terkaitnya masih sangat minim.
"Hal ini akhirnya berimbas pada kenaikan kasus positif dan menipisnya kapasitas pelayanan kesehatan," Wiku memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pada upaya preventif ialah melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) secara disiplin, memasifkan 3T (testing, tracing dan treatment), menjauhi kerumunan, menunda perjalanan tidak mendesak, memasifkan vaksinasi khususnya pada populasi berisiko dan memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan serta sistem kerja tenaga kesehatannya.
"Makanya, dari setiap 1 kasus dicegah, berperan besar menekan meluasnya penularan," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, yang perlu dimengerti bahwa upaya pencegahan yang baik harus terus dilakukan secara konsisten. Karena selama masa pandemi belum berakhir, peluang penularan masih ada. Seperti yang terjadi paska periode libur panjang yang menimbulkan kenaikan kasus
"Tidak ada jalan lain untuk keluar dari pandemi melainkan mampu beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru ini secara berkelanjutan," pungkas Wiku.
Jaga jarak menjadi salah satu kampanye yang kerap digaungkan pemerintah Indonesia, pemerintah di berbagai negara dan organisasi kesehatan dunia (WHO). Imbauan tersebut berkaitan erat dengan sifat virus Corona yang menular antarmanusia dan penularan bisa terjadi melalui percikan.
Karena itu selalu digemakan petunjuk - petunjuk dan imbauan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona :
- Mencuci tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona.
- Hindari menyentuh area wajah. Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari.
- Hindari berjabat tangan dan berpelukan. Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.
- Etika ketika bersin dan batuk. Ketika kita bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk.
- Jaga Jarak. Jaga jarak fisik atau physical distancing. Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, Anda sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak Anda dengan orang lain sekitar satu meter.
- Hindari berkumpul dalam jumlah banyak.
Editor: Iswara N Raditya