Menuju konten utama

Peneliti Temukan Perangkat Pendeteksi Orientasi Seksual

Teknologi bernama Artificial Intelligence (AI) bisa mendeteksi orientasi seksual hanya dari foto wajah.

Peneliti Temukan Perangkat Pendeteksi Orientasi Seksual
Ilustrasi Gay. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Hasil studi baru berhasil menemukan teknologi bernama Artificial Intelligence (AI) yang dapat mendeteksi prilaku seksual, homoseksual, lesbian atau straight, hanya dari foto wajah.

Studi yang dilakukan para peneliti dari Stanford University itu menggunakan AI untuk menentukan orientasi seksual lebih dari 35.000 foto wajah dan membandingkannya dengan hasil tebakan manusia.

Tim peneliti mengunduh foto sebanyak 35.326 yang mewakili 14.776 pria gay, dan wanita lesbian dan mereka yang straight dari sebuah situs kencan online yang berbasis di Amerika Serikat.

Mereka menemukan bahwa ciri-ciri wajah pria gay dan wanita lesbian sedikit berbeda dan mereka juga menyatakan bahwa komputer melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menangkap isyarat ini ketimbang manusia.

"Wajah mengandung lebih banyak informasi tentang orientasi seksual daripada yang dapat dirasakan dan ditafsirkan oleh otak manusia," kata para penulis dalam sebuah laporan yang dikutip Antara.

Dengan menggunakan algoritma, perangkat lunak komputer itu mampu menentukan apakah laki-laki straight dan gay secara akurat yakni sekitar 81 persen. Sementara untuk wanita, hanya bisa memperkirakan secara akurat 71 persen.

Menurut para peneliti, beberapa bagian wajah mampu menjelaskan lebih banyak soal orientasi seksual seseorang. Pada pria misalnya, bagian wajah yang paling bisa menjelaskan orientasi seksual terletak pada bagian hidung, mata, alis, pipi, garis rambut dan dagu.

Sementara untuk wanita, bagian hidung, sudut mulut, rambut dan leher berperan penting dalam menjelaskan orientasi seksualnya. Teori hormon pralahir menunjukkan bahwa ada hubungan antara orientasi seksual dan struktur fisik wajah seseorang.

Selanjutnya, para peneliti membandingkan skor komputer dengan hasil tebakan manusia. Dibandingkan mesin, pria hanya bisa mendeteksi apakah seseorang itu atau tidak gay sekitar 61 persen, sementara untuk wanita hanya 54 persen.

Menurut para peneliti, indikator untuk melihat seksualitas seseorang bukanlah dari feminim atau maskulin. Mereka juga tidak menyarankan orang-orang mengasumsikan orientasi seksual seseorang dari penampilan mereka, karena ada kemungkinan mereka salah.

"Pertama, fakta bahwa wajah pria gay dan wanita lesbian, tidak berarti menyiratkan bahwa semua pria gay lebih feminin daripada pria yang menyukai wanita, dan sebaliknya," kata mereka.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa AI dapat berguna untuk memprediksi secara akurat ada tidaknya kanker kulit.

Baca juga artikel terkait HOMOSEKSUAL atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Teknologi
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto