Menuju konten utama

Pemerintah Optimistis Mampu Produksi 2 Juta Kendaraan Listrik

Pemerintah optimistis target produksi dua juta sepeda motor listrik di tanah air bisa terpenuhi.

Pemerintah Optimistis Mampu Produksi 2 Juta Kendaraan Listrik
Direktur Utama BRI Finance (BRIF) Azizatun Azhimah (kiri) bersama Co-Founder Smoot Motor Indonesia Kevin Phang menaiki motor listrik produksi Smoot Motor Indonesia di Jakarta, Selasa (21/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

tirto.id - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis target produksi dua juta sepeda motor listrik di tanah air bisa terpenuhi. Hal itu karena animo dari para investor untuk membuka fasilitas produksi motor listrik cukup besar.

Saat ini sudah ada 35 pabrikan otomotif yang siap memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas satu juta unit kendaraan per tahun. Ditargetkan meningkat hingga dua juta unit hingga tahun depan.

"Khusus untuk roda dua, ada target dari Bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit. Kami optimis jumlah tersebut bisa tercapai dalam waktu dekat,” kata Agus saat acara Focus Group Discussion (FGD) B20 Side Event - Ready to eMove di Jakarta, dikutip Kamis (6/10/2022).

Dia menuturkan dalam rangka meningkatkan populasi electric vehicle, pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi. Salah satunya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Sementara dalam upaya mendukung ekosistem electric vehicle di tanah air, Agus menilai perlu kolaborasi yang baik dari setiap Kementerian/Lembaga. Hal itu karena masing-masing memiliki tugas berbeda dalam mendukung perkembangan kendaraan listrik nasional.

“Kami di Kementerian Perindustrian mendukung dari sisi supply dan memastikan bahwa produksi dari kendaraan listrik bisa cepat tumbuh. Sementara kementerian/lembaga yang lain menyiapkan infrastrukturnya. Ini harus terkoordinasi dengan baik agar semuanya bisa berjalan lancar,” ungkapnya.

Dia menyebut, dalam upaya mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, pihaknya sedang mempersiapkan satu standar baterai yang sama, sehingga penggunaan charging station dan swap battery akan bisa lebih mudah.

"Terkait hal ini, Kemenperin sedang melakukan pembicaraan dengan produsen sepeda motor dan produsen dari baterai supaya ada keseragaman dari baterai, sehingga baterai yang digunakan dari Aceh sampai Papua semuanya sama. Proses ini sedang berlangsung,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk mencapai target dua juta kendaraan listrik, pihaknya terus mendorong peningkatan nilai tambah produk di dalam negeri. Diantaranya melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sepeda motor listrik berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 tahun 2022 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

“Dengan demikian, kendaraan listrik yang telah memenuhi batasan minimal TKDN sesuai Perpres 55 Tahun 2019 dapat mengisi permintaan kendaraan dinas dan operasional pemerintah sesuai Inpres Nomor 7 Tahun 2022,” paparnya.

Dalam upaya percepatan penggunaan kendaraan listrik , Agus memberikan contoh kebijakan potongan pajak bagi kendaraan listrik di Thailand. Dia menilai Thailand telah lebih maju dalam pengembangan otomotif berbasis listrik karena tidak memberlakukan komponen pajak di pemerintah daerah.

"Hal ini perlu menjadi perhatian di Indonesia agar pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia bisa lebih cepat,” imbuhnya.

Sementara itu, pihaknya kata Agus terus mendorong intensifikasi kerjasama dengan perusahaan mitra, dengan program kerjasama kemitraan langsung. Mulai dari ride hailing atau pun perusahan logistik dengan sistem skemaleasing yang kompetitif dengan dukungan lembaga pembiayaan nasional.

“Beberapa contoh terkait percepatan penggunaan sepeda listrik nasional dapat dilihat dari penggunaan ribuan sepeda motor listrik di jasa angkutan seperti Grab, Gojek, dan usaha logistik seperti Si Cepat, dan tentunya usaha lain yang mengikuti jejak bisnis mereka,” tandasnya.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin