Menuju konten utama

Pemerintah Bentuk Konsorsium Ambil Alih Saham Shell di Blok Masela

Pemerintah akan membentuk konsorsium mengambil alih 35 persen hak partisipasi Shell dalam pembangunan Proyek Kilang LNG Abadi di Blok Masela, Maluku.

Pemerintah Bentuk Konsorsium Ambil Alih Saham Shell di Blok Masela
ilustrasi tambang gas. foto/shutterstock

tirto.id - Menteri Investasi Bahlil Lahadila mengatakan, pemerintah akan membentuk konsorsium untuk mengambil alih 35 persen hak partisipasi Shell dalam pembangunan Proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi di Blok Masela, Maluku. Program ini akan menjadi prioritas pemerintah.

"Saya baru balik dari Saumlaki mendampingi Bapak Presiden dan kami menginap di sana. Presiden sudah memberikan arahan, baik kepada saya maupun kepada Menteri BUMN bahwa program gas di Maluku menjadi salah satu prioritas," ujarnya dikutip Antara, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Bahlil mengungkapkan, Inpex sebagai pemilik saham mayoritas tetap harus diminta untuk cepat melakukan proses tersebut.

Aksi pencaplokan hak partisipasi Shell dilakukan melalui kolaborasi antara Indonesia Investment Authority (INA), Pertamina, dan beberapa perusahaan lain yang dijajaki Menteri BUMN Erick Thohir untuk membuat suatu konsorsium guna mengambil alih saham 35 persen tersebut.

"Bapak Presiden juga sudah melihat lokasi di Saumlaki, saya juga kaget ternyata jalan di sana lebih mulus daripada jalan di tempat lain dan airport juga sangat bagus," kata Bahlil Lahadalia.

"Jadi, kemungkinan besar perdebatan-perdebatan apakah di Saumlaki atau di tempat lain, Bapak Presiden menyampaikan bahwa di Saumlaki itu jauh lebih memenuhi syarat dan lebih efisien," imbuhnya.

Saat ini kemajuan proyek Kilang LNG Abadi di Blok Masela masih mengalami hambatan usai Shell Upstream Ovearseas yang merupakan perusahaan minyak dan gas bumi asal Belanda hengkang pada Juli 2020 lalu.

Padahal pembangunan kilang yang menjadi salah satu proyek strategis nasional dengan nilai mencapai 19,8 miliar dolar AS atau setara Rp285 triliun tersebut diproyeksikan mulai berproduksi 2027.

Shell menguasai 35 persen hak partisipasi dan sisanya sebanyak 65 persen dikuasai perusahaan asal Jepang bernama Inpex Corporation sebagai operator.

Baca juga artikel terkait PENGELOLAAN BLOK MASELA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang