tirto.id - Kementerian Pertanian (Kementan) bakal menyelipkan tanaman padi gogo di 500 ribu hektare (ha) lahan kelapa sawit di seluruh Indonesia. Implementasi ini merupakan bagian dari program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan, atau disingkat Kesatria.
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, menuturkan bahwa tumpang sari padi gogo di lahan kelapa sawit sejalan dengan program akselerasi dan percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR), juga sebagai bagian dari langkah strategis mengantisipasi dampak El-Nino.
"Tumpang sari dengan menanam padi gogo sebagai langkah strategis mengantisipasi dampak El-Nino,” ujar Harvick dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, dikutip Rabu (6/3/2024).
Lahan sawit yang bakal ditanami padi gogo adalah lahan yang dimiliki oleh beberapa perusahaan. Di antaranya perusahaan BUMN PalmCo seluas 5.000 hektare, suporticongCo seluas 10.000 hektare, lahan perusahaan anggota Gapki seluas 3.550 hektare dan lahan petani anggota Apkasindo seluas 67.400 hektare.
Nantinya, program menyelipkan penanaman padi gogo akan menggunakan benih berkualitas dengan menerapkan Good Agriculture Practices. Sejak 2017, sebanyak 327.065 hektare rekomendasi teknis telah diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian.
"Kita masih perlu terus dorong agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” ucap dia.
Kementerian Pertanian berharap ke depannya seluruh stakeholder kelapa sawit khususnya kepada pimpinan pemerintah daerah, perusahaan perkebunan kelapa sawit, pimpinan perbankan, dan asosiasi untuk dapat bersinergi bahu-membahu mendukung program PSR agar dapat berjalan dengan optimal.
Lebih lanjut, program Kesatria di lahan 500 ribu ha kelapa sawit diproyeksikan dapat memberikan tambahan produksi sebesar 1 juta ton padi gogo.
"Program Kesatria itu diharapkan dapat memberikan tambahan produksi sebanyak 1 juta ton,” kata Harvick.
Sebagai informasi, padi gogo adalah adalah jenis padi yang ditanam di lahan kering. Sistem pengairannya hanya berasal dari air hujan, berbeda dengan padi pada umumnya. Namun, padi gogo memiliki masa panen lebih lama yakni 159 hari.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang