tirto.id - Vaksinasi merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah beberapa penyakit, termasuk penularan penyakit menular seksual.
Vaksin melindungi dari berbagai penyakit seperti infeksi human papillomavirus (HPV), hepatitis A dan hepatitis B. Sementara vaksin untuk penyakit menular lain seperti HIV dan virus herpes simpleks (HSV) hingga saat ini masih dalam pengembangan.
Namun, penyakit menular seksual lain seperti gonore, chlanydia, dan sifilis hingga saat ini belum memiliki vaksin. Hal ini disebabkan karena telah tersedia perawatan lain seperti antibiotik, sehingga penggunaan vaksin bukan yang utama.
Infeksi HPV merupakan infeksi menular seksual yang kebanyakan penderitanya tidak memiliki gejala apapun.
Sementara pada orang lain yang menderita HPV jenis tertentu dapat menyebabkan kutil kelamin. HPV ini juga menjadi penyebab utama kanker serviks, dan beberapa di antaranya juga dikaitkan dengan kanker dubur, penis, mulut, dan tenggorokan.
Menurut studi yang dilansir dari History Of Vaccines, hampir 27 persen perempuan yang berusia 14-59 positif memiliki satu atau lebih jenis HPV. Laki-laki pun cenderung memiliki persentase yang sama.
Guna mengurangi risiko terkena infeksi HPV, maka penggunaan vaksin direkomendasikan.
Vaksin HPV dapat mencegah penyakit menular seksual dan menawarkan perlindungan terhadap penyakit kanker tertentu seperti kanker serviks.
Vaksin yang disetujui oleh Food and Drug Administration AS untuk mencegah penyakit kelamin yaitu Gardasil 9.
Vaksin ini disetujui pada tahun 2014, setelah terdapat beberapa vaksin yang disetujui seperti Gardasil (HPV4) dan Cervarix (HPV2).
Vaksin Gardasil 9 dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks jika diberikan sebelum seseorang terkena virus.
Selain itu, vaksin ini juga dapat mencegah kanker vagina dan vulva pada wanita, dan mencegah kutil kelamin serta kanker anus pada perempuan dan pria.
Vaksin menghasilkan respons kekebalan yang lebih kuat ketika diberikan selama usia pra remaja. Pemberian vaksin untuk anak-anak juga dapat membantu melindungi dari virus dengan kemungkinan mengurangi penularan.
Usia yang direkomendasikan untuk melakukan Vaksinasi HPV yaitu 11 tahun untuk anak laki-laki maupun perempuan. Jika dibutuhkan, anak-anak juga dapat divaksin sejak usia 9 tahun.
Dilansir dari Mayo Clinic, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar seluruh anak yang berusia 11 dan 12 tahun menerima dua dosis vaksin HPV dalam enam bulan terpisah.
Penelitian juga menunjukkan bahwa dua dosis efektif bagi anak yang berusia di bawah 15 tahun.
Vaksin HPV aman dan efektif digunakan untuk mencegah penyakit. Namun menurut American Sexual Health Association, ada beberapa efek samping yang timbul termasuk rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di tempat suntikan. Beberapa lainnya juga kadang mengalami pusing hingga pingsan.
Penulis: Destri Ananda Prihatini
Editor: Nur Hidayah Perwitasari