tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan dukungan organisasinya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk serius memberantas kejahatan rasuah.
Dia menilai KPK saat ini sedang dikeroyok dan dilemahkan. Karena itu, dirinya prihatin dengan terus meningkatnya upaya pelemahan KPK akhir-akhir ini.
"Akhir-akhir ini, kita semua tahu, ada upaya untuk melemahkan KPK. Bahkan, KPK bakal dijadikan sesuatu yang ramai-ramai dikeroyok," kata Said kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, pada Selasa (11/7/2017) seperti dikutip Antara.
Said mengaku prihatin, karena di tengah Presiden Joko Widodo sedang giat mendorong revolusi mental di Indonesia, masih ada sebagian kelompok yang berniat buruk untuk melemahkan KPK.
"Indikasinya akan melemahkan penegakan hukum, dalam arti, pasti akan melemahkan penegakan keadilan," ujar Said.
Pelemahan KPK, menurut Said, jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 serta menyakiti hati rakyat.
"Rakyat sangat menggantungkan harapan, meletakkan kepercayaan sepenuhnya kepada KPK untuk menegakkan pemberantasan korupsi," kata Said.
Ketua PBNU Malu Korupsi Masih Marak di Indonesia
Said menambahkan, sebagai pimpinan organisasi kemasyarakat Islam terbesar di negeri ini, dirinya kerap merasa malu karena di negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia masalah korupsi semakin membesar dan sulit diatasi.
"Koruptornya luar biasa. Islam tercoreng, Islam terkotori. Walaupun, penegak hukum tak pandang bulu, orang lihatnya Indonesia mayoritas Muslim, ternyata pejabatnya banyak yang korupsi, dan yang korupsi mayoritas orang Islam," kata Said.
Karena itu, dia menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) akan selalu berada di belakang KPK untuk jihad melawan korupsi.
"NU akan selalu berpihak pada kebenaran untuk menegakan undang-undang dan hukum yang seadil-adilnya," Said menegaskan.
Ketua Hubungan Luar Negeri, Pengurus Pusat Muslimat NU, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid), yang mendampingi Said saat berkunjung ke KPK, meminta lembaga Antirasuah ini tetap istiqomah dalam menjalankan tugas-tugasnya, sekaligus memperkuat fungsi dan kewenangannya.
"Kami usulkan agar bisa diperluas lagi soal justice collaborator, agar bisa diberikan ruang yang besar bagi orang yang bantu membongkar korupsi," kata putri almarhum mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom