Menuju konten utama

Paus Kritik Kekejaman di Rohingya

Paus Fransiskus di Vatikan, mengkritik kekejaman terhadap kelompok kecil Rohingya di Myanmar dengan menyatakan bahwa mereka disiksa dan dibunuh hanya karena ingin menghidupkan budaya dan agama Islam.

Paus Kritik Kekejaman di Rohingya
Gambar satelit pasca kehancuran Desa Kyet Yoe Pyin, Distrik Maungdaw, Myanmar, direkam pada 10 November 2016. ANTARA FOTO/Human Rights Watch/Handout via REUTERS.

tirto.id - Paus Fransiskus di Vatikan, mengkritik kekejaman terhadap kelompok kecil Rohingya di Myanmar dengan menyatakan bahwa mereka disiksa dan dibunuh hanya karena ingin menghidupkan budaya dan agama Islam.

"Mereka menderita bertahun-tahun, teraniaya, dibunuh karena ingin menghidupkan budaya dan agama Islam," kata Sri Paus, seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/2/2017)

Paus berharap bisa mengunjungi wilayah perbatasan Bangladesh pada akhir tahun ini.

"Mereka terbuang dari Myanmar, berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena tidak seorang pun menginginkan mereka. Namun, mereka orang baik-baik, cinta damai. Mereka bukan Nasrani. Mereka orang baik-baik. Mereka saudara kami," katanya.

Myanmar sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim sebelumnya menyanggah hampir semua tuduhan melakukan pelanggaran HAM terhadap umat Islam di wilayah utara negara tersebut.

Pekan lalu, pada Jumat, (3/2) Perserikatan Bangsa-Bangsa menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa pasukan keamanan di wilayah utara negara Myanmar melakukan pembunuhan massal, perkosaan beramai-ramai, dan membakar seluruh desa.

Beberapa saksi, yang dikutip dalam laporan PBB itu memberikan keterangan mengenai pembunuhan sejumlah bayi, balita, anak-anak, perempuan, orang berusia lanjut, melepaskan tembakan ke arah orang berhamburan, membakar seluruh desa, penahanan massal, pemerkosaan besar-besaran dan sistematis, kekerasan seksual, dan sengaja merusak makanan dan sumber pangan lain.

Setelah laporan diterbitkan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Raad Al Hussein, menyatakan bahwa pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi berjanji menyelidiki tuduhan PBB tersebut.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh