Menuju konten utama

Pasukan Amerika Diam-diam di Dekat Marawi Filipina

AS diduga campur tangan dalam penyelesaian konflik militer di Marawi Filipina. Mereka membantu pasukan Filipina secara diam-diam.

Pasukan Amerika Diam-diam di Dekat Marawi Filipina
Pasukan pemerintah terlihat saat melakukan serangan terhadap pemberontak dari kelompok Maute, yang telah mengambil alih sebagian besar kota Marawi, di kota Marawi, selatan Filipina, Kamis (25/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Romeo Ranoco

tirto.id - Juru Bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla menyebutkan pasukan bersenjata Amerika Serikat secara diam-diam berada di daerah dekat kota Marawi, Filipina selatan. Mereka membantu pasukan Filipina untuk merebut kota itu dari tangan Maute, kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS.

"Ada beberapa anggota pasukan AS yang mengoperasikan peralatan untuk memberikan informasi terkait situasi kepada pasukan kami," kata Restituto Padilla dalam sebuah konferensi pers.

Namun Restituto Padilla tak bisa merinci jumlah dan tujuan spesifik pasukan Amerika itu. Kendati demikian, ia mengatakan Filipina mengizinkan pasukan AS tersebut membawa senapan untuk membela diri, namun tidak diperbolehkan bertempur. “Mereka hanya memberikan dukungan," kata dia.

Sebelumnya, militer Filipina mengakui Amerika Serikat memang memberikan bantuan teknis untuk mengakhiri pendudukan kelompok militan dari kota Marawi.

Belum jelas jarak pasukan AS itu dari medan pertempuran. Menurut militer Filipina, pasukan AS itu berasal dari kesatuan pasukan khusus di kota Zamboanga.

Terkait dengan hal ini, Kedutaan Besar AS di Manila tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan keterangan.

Tapi pejabat AS di Washington, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan jatidirinya, mengatakan bahwa Amerika Serikat menyediakan sebuah pesawat pengintai P-3 serta pengumpulan informasi intelijen dari sebuah pesawat nirawak.

Pesawat nirawak itu jatuh pada Sabtu setelah hilang kontak dengan operatornya, kata pejabat tersebut.

Pada Rabu, pasukan pemerintah membombardir posisi pemberontak di Marawi dengan tembakan tank, asap tebal dapat terlihat membumbung dari kota yang dilanda pertempuran. Beberapa tembakan penembak jitu juga dapat terdengar.

Pertempuran di Marawi memasuki hari ke-23, namun masih tidak terlihat tanda bahwa pertempuran akan berakhir dalam waktu dekat.

"Tidak akan ada lagi tenggat waktu," kata Padilla, merujuk janji militer untuk membebaskan kota pada 12 Juni lalu, bertepatan dengan hari kemerdekaan Filipina.

"Mungkin perlu sedikit waktu lagi," ujarnya.

"Kelompok ISIS menunjukkan tekad dan usaha dalam merebut dan mempertahankan Mosul di Irak dan usaha mereka di Marawi memiliki kualitas yang sama," tambahnya.

Pihak militer mengatakan bahwa 290 orang telah tewas sejauh ini, termasuk 206 gerilyawan, 58 tentara dan 26 warga sipil.

Sekitar 100 petempur berada di daerah yang terkepung, kata militer. Diperkirakan 300-600 warga sipil terjebak atau disandera di kota itu.

Filipina telah memerangi pemberontakan kembar dari pemberontak pimpinan Maois dan separatis Muslim di wilayah selatan hampir 50 tahun belakangan. Kritikus berpendapat bahwa aksi militer tidak cukup untuk menghadirkan perdamaian di wilayah yang telah lama mengalami pengabaian politik dan kemiskinan, demikian Reuters seperti dikabarkan Antara.

Baca juga artikel terkait KONTAK SENJATA FILIPINA ABU SAYYAF atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH