tirto.id - Anggota parlemen Inggris pada Rabu (1/2/2017) memberi dukungan kuat pada rancangan undang-undang yang akan membuka jalan bagi Perdana Menteri Theresa May untuk menggunakan mekanisme Pasal 50 mengenai rencana Inggris memisahkan diri dari Uni Eropa (Brexit).
Pemungutan suara di parlemen menghasilkan 498 suara dukungan dan 114 suara menolak. Hasil tersebut muncul setelah sekitar 180 anggota parlemen terlibat dalam perdebatan sengit selama dua hari.
Pemungutan suara merupakan langkah paling penting dalam proses yang akan mengarah pada pembahasan lebih rinci, sebelum rekan-rekan mereka di tingkat senat melakukan langkah serupa menjelang Ratu Elizabeth II memberikan persetujuan.
Pembahasan di parlemen dilakukan setelah Mahkamah Agung Inggris bulan lalu memutuskan bahwa parlemen harus menentukan sikap terhadap Pasal 50. Pasal tersebut merupakan mekanisme yang dijalankan suatu negara yang ingin keluar dari Uni Eropa.
Pembicara terakhir dalam sesi debat di parlemen, Menteri Negara Pemisahan Inggris dari Uni Eropa David Jones meminta para anggota parlemen untuk "mempercayai rakyat".
Ia mengatakan pemerintah sudah menjelaskan bahwa hasil referendum Brexit akan berlaku untuk seluruh Inggris.
Jones mengatakan pemerintah Inggris menekankan akan bekerja sama dengan pemerintahan Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.
Ia juga menyampakan pesan kepada rakyat Eropa, "Anda masih akan diterima baik di negara kami sebagaimana kami percaya bahwa warga kami masih akan diterima baik di negara-negara Anda," demikian dilansir Xinhua.
Pada 23 Juni lalu, United Kingdom (UK) selesai melaksanakan referendum British Exit atau Brexit. Hasilnya, sebanyak 52 persen masyarakat UK memilih untuk lepas dari cengkeraman Uni Eropa.
Hasil itu sangat mengagetkan, tidak hanya di UK tetapi juga seluruh dunia. Ini dikarenakan berbagai hasil survei sebelum referendum digelar menunjukkan, mayoritas masyarakat UK memilih untuk tetap bergabung dengan EU. Sebagai catatan, survei oleh YouGov pada hari referendum diselenggarakan masih menunjukkan mereka yang memilih untuk tinggal (Remain) unggul dengan persentase 52 persen.
Hasil referendum yang mengagetkan itu langsung mendapat sentimen negatif. Nilai mata uang Poundsterling terjun bebas ke titik terendahnya sejak tahun 1985, pada level $1,33.
Bursa saham Asia jatuh, pasca pengumuman hasil referendum tersebut. Berbagai dampak dan efek domino menyertai keputusan Inggris untuk lepas dari Uni Eropa dan menimbulkan kontroversi.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri