tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ketidakpastian ekonomi global sepanjang 2019 bermula dari masalah yang dibuat oleh laki-laki.
Pernyataan Sri Mulyani ini merujuk pada sejumlah kebijakan penting yang dikeluarkan sejumlah pimpinan dunia selama tahun 2019 yang kebetulan didominasi laki-laki.
“Terutama karena kurangnya perempuan dalam ambil kebijakan, laki-laki membuat masalah itu dan harus memperbaikinya,” ucap Sri Mulyani di Hotel Fairmont, Rabu (5/2/2020).
Beberapa kasus yang ia angkat, salah satunya, adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina di mana kedua pemimpin negara tersebut adalah laki-laki yaitu Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping.
Contoh lainnya, kata dia, adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang yang proses tarik ulurnya berlarut-larut sepanjang 2019.
Isu Brexit awalnya dimulai pada tahun 2016 saat kepemimpinan David Cameron dan dilanjutkan Theresa May sampai awal tahun 2017.
Namun, keputusan Brexit baru benar-benar terealisasi pada 31 Januari 2020 saat kepemimpinan Boris Johnson menjadi perdana Menteri menggantikan Theresa May.
Meski demikian, Sri Mulyani mengaku juga dalam beberapa kasus seperti di Brexit dan kerusuhan Hong Kong ada pemimpin perempuan yang terlibat.
Namun, menurutnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih minim.
“Ini masalah karena kurangnya representasi perempuan,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan saat ini negara-negara dunia masih kesulitan mengatasi perlambatan ekonomi global. Sri Mulyani sampai berkata,”negara-negara dunia seperti kehabisan amunisi.”
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana