Menuju konten utama

PAN dan PKB Belum Pasti Usung Jokowi di Pilpres 2019

PAN juga berencana mengajukan Zulkifli Hasan sebagai pendamping Jokowi di 2019.

PAN dan PKB Belum Pasti Usung Jokowi di Pilpres 2019
Presiden Joko Widodo berpidato saat peringatan HUT ke-45 PDIP di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (10/1/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih belum memastikan dukungannya kepada Joko Widodo sebagai calon presiden petahana dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Partai koalisi pemerintah itu masih mempertimbangkan dinamika politik jelang pendaftaran Capres-Cawapres pada Agustus mendatang.

Ketua PAN Yandri Susanto menyampaikan, langkah politik partainya di Pilpres 2019 masih baru akan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional yang akan berlangsung April pada 2018. Menurutnya, segala kemungkinan masih terbuka, termasuk untuk berpindah koalisi dan mendukung Prabowo Subianto yang digadang-gadang akan kembali maju dalam kontestasi Pilpres 2019.

Ia juga menyebut PAN berpeluang memunculkan calon alternatif dan koalisi baru bersama PKB dan Demokrat, partai yang belum menyatakan dukungannya ke calon mana pun.

"Kemungkinan kami bisa mengajukan calon alternatif, ada peluang memenangkan pertarungan tapi kami masih menimbang-nimbang," kata Yandri saat dihubungi Tirto, Sabtu (24/2/2018).

Meski demikian, partai berlambang matahari putih itu juga berencana mengajukan Zulkifli Hasan sebagai pendamping Jokowi di 2019. Mengingat pada Senin pekan lalu, sang Ketua Umum menegaskan komitmennya sebagai partai pendukung pemerintah.

"Tapi itu kan sekarang. Masih ada pertimbangan-pertimbangan yang perlu diambil. Bisa jadi berubah dengan (merapat ke) koalisi lain," ungkap Yandri.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno juga menegaskan, "arah politik PAN di Pilpres 2019 diputuskan pasca Rakernas. Di bulan Mei."

Kemungkinan PKB Usung Cak Imin Sebagai Cawapres

Hal senada juga disampaikan Wakil Sekretaris Jendral Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan. Ia mengatakan, partainya tak mau terburu-buru bergabung dengan partai koalisi pemerintah lain yang telah mengusung Jokowi: PDI-P, Hanura, Nasdem, PPP dan Golkar.

"Kami mengucapkan selamat kepada bapak Joko Widodo yang kemarin mendapatkan dukungan kembali dari PDIP, tapi untuk PKB kami masih perlu melihat situasi ke depannya," kata dia.

Saat ini, PKB masih terus mendengarkan suara konstituen serta pengurus partai dari tingkat paling bawah. Mereka juga perlu berkonsolidasi dan melihat peluang Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum partai, untuk bisa maju sebagai calon wakil presiden.

"Masih lihat dulu siapa yang cocok (Capres-nya). Kita juga masih pikirkan soal elektabilitas," tambah Daniel.

Menurutnya, semua kemungkinan bisa terjadi selama batas akhir pendaftaran Capres-Cawapres yang dimulai Agustus mendatang belum terlampaui. Hal itu termasuk kemungkinan untuk membentuk koalisi baru bersama PAN dan Demokrat.

"Bisa jadi bergabung ke pemerintah, bisa jadi tidak, atau ada poros baru, kan semua memungkinkan, yang masalah kan kalau sudah lewat batas pendaftaran tapi belum ada sikap" tutur Daniel.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto