tirto.id - Politikus Partai Golkar Nusron Wahid buka suara atas "nyanyian" rekannya sesama politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso. Nusron membantah klaim Bowo Sidik yang mengaku menyiapkan 400 ribu amplop atas perintah Nusron Wahid.
"Tidak benar," kata Nusron singkat saat dikonfirmasi Tirto pada Rabu (10/4/2019).
Tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi Bowo Sidik Pangarso mulai "bernyanyi". Politikus Golkar itu mengungkap, ia menyiapkan 400 ribu amplop untuk serangan fajar atas perintah politikus Golkar lainnya, Nusron Wahid.
"Saya diminta oleh partai untuk menyiapkan 400 ribu [amplop]. Nusron wahid meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu [amplop]," kata Bowo di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Jakarta Selatan pada Selasa (9/4/2019).
Kendati begitu, Bowo enggan menjelaskan secara gamblang bahwa uang itu terkait dengan pemilihan Presiden atau pemilihan Legislatif.
"Yang jelas partai kita mendukung 01," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan anggota Komisi VI DPR RI Bowo Pangarso sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pada Kamis (28/3/2019).
Bowo diduga menerima suap dan gratifikasi sekitar Rp8 miliar. Dari seluruh uang tersebut, sebagian diduga berasal dari Manager Marketing PT Humpuss Asty Winasti. Dari Asty, Bowo diduga menerima Rp 221 juta dan USD 85,130.
KPK menduga PT HTK meminta bantuan Bowo untuk meloloskan kerja sama pengangkutan untuk distribusi pupuk dari PT Pilog (Pupuk Indonesia Logistik).
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menjelaskan, saat petugas KPK menemukan uang tersebut, rupanya uang itu telah dimasukkan ke dalam amplop yang masing-masing berisi pecahan Rp 50 ribu atau Rp 20 ribu. Jumlah amplop mencapai 400 ribu dan seluruhnya dimasukkan ke dalam 84 kardus besar.
Rencananya, uang itu akan digunakan sebagai untuk "serangan fajar" pada hari H Pemilihan Legislatif pada 17 April mendatang. Bowo memang mencalonkan diri jadi anggota legislatif melalui Partai Golkar di daerah pemilihan Jawa Tengah II.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno