tirto.id - Ketika rupiah masih tergopoh di hadapan dolar Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia menurunkan nilai maksimal barang yang terbebas dari bea impor dari 100 dolar AS menjadi 75 dolar AS per hari. Dengan begitu, barang-barang berharga di atas 75 dolar AS bakal naik harga jualnya. Apakah ini akan berdampak pada harga suku cadang (sparepart) sepeda motor impor, seperti Vespa dan Piaggio?
Kebijakan penurunan nilai barang yang terbebas bea impor tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/2018 tentang perubahan atas PMK Nomor 182/2016. Rencananya, peraturan mulai berlaku efektif pada 6 Oktober 2018 mendatang. Tujuan utama penerbitan aturan tersebut adalah pengendalian impor dan penyediaan ruang bagi produsen dan penjual barang lokal agar bisa lebih kompetitif.
Nilai 75 dolar AS, menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, mengikuti rekomendasi dari badan kepabeanan dunia World Custom Organization (WCO). Angka tersebut masih lebih besar ketimbang Thailand yang menetapkan nilai barang bebas bea impor senilai 28 dolar AS.
“Pertimbangan ini diambil berangkat dari masukan beberapa asosiasi IKM (industri kecil menengah), Kementerian Perindustrian, asosiasi forwarder, dan pengusaha retail atau distributor offline,” ujar Heru dikutip Antara.
Menanggapi rencana penurunan nilai barang oleh pemerintah, PT Piaggio Indonesia (PID) sebagai agen pemegang merek (APM) Vespa dan Piaggio, yang notabene adalah produk sepeda motor impor, mengaku tidak ambil pusing. Manajer relasi publik PT PID Robby Gozal mengatakan bahwa kebijakan tersebut dipastikan tidak akan mengubah harga jual suku cadang Vespa dan Piaggio. Alasannya, PID selalu mengimpor suku cadang dalam volume besar yang nilainya sudah tentu melebihi 100 dolar AS.
“Enggak ada perubahan untuk itu (penurunan nilai barang bebas bea impor). Kita 'kan pemesanan sparepart sudah kena pajak normal. Pengiriman (banyak) enggak ada yang di bawah 100 dolar (AS). Pengiriman enggak ada yang cuma satu part,” jelas Robby saat dihubungi Tirto, Kamis (20/9/2018).
PID juga belum menaikkan harga suku cadang meskipun kurs rupiah terpuruk terhadap dolar AS dalam beberapa waktu ke belakang. “Belum. Saat ini (tahun 2018) belum ada penyesuaian harga (suku cadang),” kata Robby.
Sebagai gambaran, berdasarkan penelusuran Tirto di shoopaz, situs e-commerce rujukan dari Premier Vespa—dealer resmi Vespa dan Piaggio, harga kampas rem depan dan belakang untuk Vespa LX dan S dipatok masing-masing sekitar Rp178.500 dan Rp125.500, sedangkan untuk Primaveran dan Sprint Rp301.950. Harga Van Belt untuk semua jenis Vespa 150cc dibanderol sebesar Rp433.400. Filter udara dan oli harganya sama, yakni Rp55 ribu. Sedangkan kampas kopling untuk semua jenis Vespa dihargai Rp693 ribu.
Berdampak Langsung ke Konsumen
Seperti yang dijelaskan Robby Gozal, penurunan nilai barang bebas bea impor tidak akan menyentuh distributor yang melakukan impor dalam volume besar. Sebaliknya, konsumen yang mengimpor suku cadang dalam jumlah satuan akan terkena dampaknya.
Untuk menyiasati hal itu, importir kerap memecah barang pembelian ke dalam beberapa daftar transaksi. Sebab, nilai impor dihitung berdasarkan total harga dalam satu kali transaksi.
“Kalau seseorang dalam sehari melakukan tiga kali transaksi masing-masing 50 dolar AS, 20 dolar AS, dan 100 dolar AS, maka yang dikenakan pembebasan bea masuk dan pajak impor adalah yang 50 dolar AS plus 20 Dolar AS, sedangkan yang ketiga dikenakan tarif normal,” terang Heru.
Namun, cara tersebut seringkali dijadikan trik licik para importir untuk mengakali bea impor. Berdasarkan temuan Ditjen Bea dan Cukai, oknum importir nakal bisa melakukan pemecahan transaksi impor barang kiriman hingga 400 kali dalam sehari dengan nilai rata-rata per invoice sebatas 75 dolar AS. Jika diakumulasi, total transaksi mereka bisa menyentuh angka 20.300 dolar AS.
Mencari suku cadang alternatif
Sudah jadi rahasia umum bahwa suku cadang motor selevel Vespa dan Piaggio relatif lebih mahal ketimbang skuter matik pabrikan Jepang. Karena itu, PID tidak mau buru-buru menaikkan harga suku cadang agar konsumen tidak merasa tercekik.
Tingginya harga suku cadang orisinal pun membuat segelintir pemilik Vespa dan Piaggio beralih ke bengkel perawatan umum. Pemilik bengkel umum jamak menyediakan pilihan suku cadang aftermarket dengan harga lebih tinggi atau lebih murah dari barang orisinal.
Dari penelusuran Tirto, harga kampas rem depan dan belakang merek Elig untuk Vespa LX dan S di beberapa e-commerce berkisar Rp 105-120 ribu dan Rp 80 -100 ribu. Sementara untuk Vespa Sprint dan Primavera, rentang harga kampas rem depan Rp 165-200 ribu dan kampas rem belakang Rp 120-180 ribu.
“Kalau sparepart lokal untuk Vespa masih sangat jarang varian produknya. Paling bisa substitusi pakai merek lain (aftermarket). Barangnya tetap impor tapi harga yang bersaing,” ujar pemilik bengkel Scooter Clinic, Reza Farizi kepada Tirto.
Editor: Windu Jusuf