tirto.id - Pukul 20.06, polisi mulai bersiaga mendekati kawat duri sambil membawa tameng. Massa kemudian berteriak dan melemparkan botol plastik. Ada pula yang mengibar-ngibarkan bendera.
Petasan dari arah massa--yang jarak tembaknya cukup jauh--mengarah ke arah Gedung Bawaslu, juga molotov. Padahal, orator berusaha mencegah itu.
Delapan menit kemudian, gas air mata dilemparkan polisi bertubi-tubi. Massa mundur sejenak dan nampaknya belum berniat bubar jalan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan menduga demonstran di Bawaslu pada Selasa malam (21/5/2019) berbeda dari massa siang hari. Massa malam hari berniat ingin rusuh, ujar Kombes Kurniawan.
Polisi berusaha membubarkan massa, tapi massa bersikap provokatif dan menantang polisi. Pukul 22:35, polisi menghalau massa ke arah Jalan Wahid Hasyim. Di sekitar jalan inilah, terutama di kawasan Pasar Tanah Abang, menjadi titik kericuhan antara massa dan polisi hingga Rabu dini hari (22/5/2019).
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan & Rio Apinino