tirto.id - Sejumlah menteri ekonomi ASEAN sepakat meningkatkan kerja sama untuk menjaga ketahanan pangan di tengah sejumlah tantangan global. Komitmen ini penting dilakukan agar memastikan terjaminnya pasokan di dalam ASEAN.
“Komitmen ini adalah bagaimana kita bisa saling bertukar surplus masing-masing, memastikan bahwa yang tidak memiliki bisa menjadi memilik," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, dalam konferensi pers, Rabu (18/5/2022).
Lutfi mencontohkan dalam pertemuan itu, Kamboja dan Vietnam tengah menawarkan beras untuk memproteksi industri di negaranya masing-masing. Sebaliknya Indonesia juga menawarkan pasokan pupuk ke beberapa negara ASEAN.
"Intinya, kami membahas isu ini. Ini adalah bagian dari ketahanan pangan, ketahanan pasokan. Kami juga membahas berbagai tindakan perdagangan dengan para mitra," lanjutnya.
Lutfi mengatakan, pertemuan itu juga menyoroti sejumlah tantangan global, seperti sistem perdagangan multilateral yang kehilangan arah karena tidak berjalan sesuai keadaan di WTO. Selain itu juga membahas tantangan akibat perang dan climate change yang menyebabkan harga-harga semakin tinggi.
“Tahun 80-an kita punya banyak inisiatif, soal pabrik bersama untuk mengatasi kekurangan. Kita akan menghadapi tantangan ini bersama, salah satunya bagaimana menyikapi dengan produksi bersama," kata Lutfi.
Dalam kesempatan sama, Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak mengatakan, penguatan kerja sama ini penting merespons peningkatan proteksionisme dilakukan sejumlah negara-negara. Seperti halnya, larangan ekspor gandum yang sementara ini diberlakukan oleh India.
"Saya yakin dengan meningkatkan lagi perdagangan intra-ASEAN bisa meningkatkan kecukupan/ ketersediaan dan melebihi ekspektasi. Saat ini, kita ekspor lebih banyak ke luar. Dengan meningkatkan perdagangan di dalam ASEAN itu sendiri. Saya yakin bisa membuat kita semakin kuat," kata Menteri Pan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz