Menuju konten utama

Menkominfo Pastikan Dampak Ransomware di Indonesia Minim

Menkominfo Rudiantara memastikan dampak serangan Ransomware WannaCry di Indonesia masih terkendali dan hanya memakan korban sistem komputer milik segelintir lembaga. 

Menkominfo Pastikan Dampak Ransomware di Indonesia Minim
(Ilustrasi) Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, memberikan pemaparan terkait pengangkalan dan penanganan serangan Malware Ransomware WannaCry di Indonesia, pada Minggu, (14/5/2017). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan hingga kini dampak serangan Ransomware WannaCry di Indonesia masih minim. Menurut dia jumlah lembaga korban serangan malware ini di Indonesia bahkan jauh lebih kecil ketimbang di Malaysia.

Rudiantara mencatat, rata-rata jumlah komputer di setiap lembaga yang terserang sistem jaringanya oleh malware ini hanya sebanyak 8-10 unit.

“Report kita juga lebih bagus daripada Malaysia. Tidak banyak tempat besar yang terjangkit. Dari informasi yang sejauh ini saya terima, terjadinya di perkebunan, Samsat di Sulawesi, dan manufaktur,” kata Rudiantara di seminar “Polemik Tarif Data” di Djakarta Theater, Jakarta, pada Selasa (16/5/2017).

Menurut dia, Kemenkominfo juga terus berupaya mencegah perluasan dampak serangan malware itu. Sejumlah lembaga di sektor-sektor penting seperti transportasi, ESDM dan perbankan telah diminta untuk waspada.

“Minggu kemarin, saya secara khusus telah berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan, Menteri ESDM, dan Ketua OJK. Dari komunikasi tersebut, saya meminta kepada mereka agar meminta bawahannya waspada agar kejadian tersebut tidak terjadi,” kata Rudiantara.

Rudiantara menambahkan isu serangan Ransomware WannaCry yang berdampak global ini menjadi peringatan agar sistem keamanan siber di Indonesia terus diperkuat di masa mendatang. Salah satunya ialah dengan pembentukan Badan Siber Nasional (Basinas).

“Namun tidak selesai dengan Basinas, yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pengguna komputer yang mengakses internet. Karena budaya keamanan siber kita masih rendah,” kata dia.

Dia juga mengingatkan sistem operasi Windows bajakan berpotensi besar terserang Ransomware WannaCry. Sementara sistem operasi Linux maupun Mac lebih aman dari ancaman malware itu.

“Selain yang bajakan, untuk Windows umumnya yang versi lama. Kalaupun yang baru, itu karena belum dilakukan update. Jadi diharapkan juga bagi yang sudah melakukan backup, untuk segera mengunduh antivirus baru,” ujar Rudiantara.

Hingga kini, berdasar data Kemenkominfo, korban serangan Ransomware WannaCry, yang berhasil terdentifikasi, hanya sistem komputer milik segelintir lembaga. Di antaranya, RS Kanker Dharmais Jakarta, sebuah kantor Samsat di Sulawesi, satu perusahaan manufaktur dan perkebunan dan perpustakaan Universitas Jember Jawa Timur.

Hari ini, berdasar laporan Antara, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur juga menerima informasi sistem komputer RSUD daerah setempat terindikasi terserang Ransomware WannaCry. Namun, kebenaran informasi ini belum dipastikan.

Baca juga artikel terkait RANSOMWARE WANNACRY atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom