Menuju konten utama

Menko Perekonomian Pastikan Ekonomi Indonesia Stabil

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan terus berupaya menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong investasi agar perekonomian nasional tetap berjalan. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016 berkisar antara 5,1 persen-5,2 persen.

Menko Perekonomian Pastikan Ekonomi Indonesia Stabil
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Antara Foto/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mengatakan perekonomian Indonesia saat ini tergolong stabil dan tidak mengalami kelesuan seperti kecenderungan perekonomian global.

"Indonesia cenderung keluar dari tendensi perekonomian dunia. Mereka boleh melambat, tapi dalam dua kuartal terakhir, kita makin cepat sendiri," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Ia juga mengatakan, pemerintah akan terus berupaya menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong investasi agar perekonomian nasional tetap berjalan.

Darmin memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016 bisa lebih baik dari triwulan sebelumnya, pertumbuhan tersebut berkisar antara 5,1 persen-5,2 persen. Terjadinya hal tersebut menurutnya, karena didukung oleh pembangunan infrastruktur yang dimulai sejak awal tahun.

"Secara umum, semestinya lebih baik dari kuartal lalu. Mungkin tidak sebagus yang dibayangkan, tapi perkembangan investasi dan pembangunan infrastruktur bisa mendukung ekonomi lebih baik," kata Menko Perekonomian.

Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi dalam dua triwulan terakhir cenderung meningkat, peningkatan tersebut terjadi pada triwulan III dan triwulan IV-2015 dengan peningkatan sebesar 4,73 persen dan 5,04 persen.

Meskipun pertumbuhan tersebut dinilai belum sesuai, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada 2015 yang tercatat pada angka 4,79 persen masih lebih baik dari rata-rata pertumbuhan ekonomi di negara maju dan berkembang lainnya.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2016, pemerintah memasang asumsi ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi pada 5,3 persen yang didukung oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan kinerja sektor investasi.

Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) memprediksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai 3,2 persen pada 2016 atau turun 0,2 persen dari prediksi Januari 2016 yang mencapai 3,4 persen.

Ketua Ekonom IMF, Maurice Obstfeld mengatakan dalam konferensi pers tentang Perkiraan Ekonomi Dunia (WEO) di Kantor Pusat IMF di Washington, Amerika Serikat, Selasa (12/4/2016), bahwa penurunan prediksi itu merefleksikan kelesuan ekonomi di berbagai negara.

Obstfeld mengatakan tren tersebut dimulai sejak tahun lalu, yakni penjualan tiba-tiba aset berisiko, peningkatan kekhawatiran pasar, penurunan tajam harga minyak dan komoditas lainnya.

IMF memprediksi negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) tumbuh sebesar 2,4 persen, kawasan Euro (Jerman, Prancis, Italia, Spanyol) sebesar 1,5 persen, Jepang 0,5 persen, dan negara maju lainnya di luar G7 (AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris) sebesar 2,1 persen.

Untuk kelompok negara ekonomi berkembang di wilayah Asia, IMF memprediksikan ekonomi Cina tumbuh mencapai 6,5 persen, India 7,5 persen dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) plus 5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand) sebesar 4,8 persen.

Untuk itu, IMF mengusulkan tiga kebijakan utama agar dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah kelesuan global, yakni melalui pendekatan moneter, kebijakan fiskal dan perbaikan struktur ekonomi.

Baca juga artikel terkait DARMIN NASUTION

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto