Menuju konten utama

Mengenang 3 Dekade Konser Guns N Roses Pertama di Inggris

19 Juni 1987, Guns N Roses bermain pertama kalinya di Inggris. Palagannya adalah The Marquee, klub musik legendaris yang jadi tempat manggung banyak nama besar dalam dunia rock n roll.

Mengenang 3 Dekade Konser Guns N Roses Pertama di Inggris
Guns N' Roses . [Foto/Society Of Rock]

tirto.id - Izzy Stradlin memulai sebuah hari di tahun 1987 dengan keisengan. Ia menelepon kawan bandnya, Slash, Duff, dan Steven. Mengabari kalau lagu "Sweet Child O' Mine" yang baru selesai direkam dan sedang dalam proses mixing, terdengar amat dahsyat. Dengan antusiasme meletup --sesuatu yang jarang dilakukan Izzy-- Ia meminta tiga orang kawannya itu untuk datang segera ke studio. Tiga orang itu, karena jarang melihat Izzy begitu bersemangat, akhirnya datang selepas pukul 1 siang.

"Yang pertama aku lihat adalah wajah trauma sound engineer Mike Barbiero, yang tampak seperti tahanan baru diinterogasi semalaman," kenang Slash dalam buku biografinya.

Mike memutar hasil mixing. Di lagu "Sweet Child O' Mine", hanya terdengar suara gitar Izzy dan vokal Axl. "Suara drum hampir tak terdengar, betotan bass seperti tak ada, dan suara gitarku hanya terdengar di bagian intro dan solo," ujar gitaris kribo ini bingung. Izzy ternyata memanggil mereka bukan hanya untuk mendengarkan ulang hasil mixing. TTapi untuk menyuruh tiga orang rekannya itu untuk mengulang rekaman "Sweet Child O' Mine". Dari awal.

Tahun 1987 merupakan tahun yang berat tapi penuh harapan bagi Guns N Roses. Ada kematian sahabat. Personel datang dan pergi. Harapan serupa rulet Rusia. Konser hanya ditonton segelintir orang. Tapi tahun lalu mereka berhasil merilis mini album Live ?!*@ Like a Suicide. Rekaman ini dicetak 1.000 keping dalam bentuk vinyl dan kaset.

Album ini ternyata laris di Inggris. Publik melihat band rock panas yang tidak bergenit ria di era merajalelanya band rock cantik. Teriakan Slash, "Hey fuckers! Suck on Guns N' fuckin' Roses!" di pembuka album sudah mencerminkan betapa tidak eloknya mereka. Baik musik, perilaku, apalagi dandanan.

Maka saat GNR akhirnya merampungkan mixing Appetite --termasuk di menit akhir memasukkan erangan Adrianna Smith yang terdengar di lagu "Rocket Queen"-- sang manajer, Alan Niven, memutuskan band ini harus melakukan tur keluar kandang. Yang dipilih adalah The Marquee, klub legendaris di London. Ini tindakan penuh risiko mengingat Marquee adalah tempat sakral bagi musik rock.

Nyaris semua band besar Inggris pernah tampil di sana. Rolling Stones pertama kali manggung di The Marquee. Mulai The Yardbirds, Led Zeppelin, hingga Iron Maiden pernah tampil di sana. Sedangkan GNR adalah band dari negara saingan mereka. Belum punya album penuh, hanya berbekal mental kuat yang diuji dari tur neraka menuju Seattle --kita simpan dulu kisah ini nanti.

Sebelum berangkat, para personel band bengal ini harus menyelesaikan masalah masing-masing. Slash, misalkan. Gitaris kelahiran Inggris ini harus mengurus green card miliknya yang hilang. Saat mengurusnya ke imigrasi, Ia mengajak dua orang kawannya, Todd Crew dan West Arkeen.

"Itu jelas kesalahan goblok," kata Slash.

Dari rumah menuju imigrasi, mereka sudah mabuk. Di kantor imigrasi, Todd nyaris ditahan karena bermain-main dengan tanaman karet di lorong utama. Tapi akhirnya Slash berhasil mendapat kartu sakti itu.

Di Inggris, ada dua apartemen terpisah yang disewa mingguan untuk rombongan Guns N Roses. Rombongan pertama terdiri dari Axl, Izzy, dan Alan. Sedangkan Duff, Steven, dan Slash di apartemen lain. Apartemen mereka terletak di Kensington High Street yang bukan daerah hiburan. Dengan kata lain: padang pasir bagi para penenggak alkohol.

"Enggak rock n roll blas," ujar gitaris bernama asli Saul Hudson ini.

Hanya ada satu pub di ujung jalan, dan dalam waktu singkat mereka sudah jadi seperti langganan lawas. Todd dan Del James menyusul mereka dari Paris. Kegiatan mereka sehari-hari adalah: manggung, mabuk, manggung lagi. Suatu waktu Slash dan Duff melanglang di Soho, pusat hiburan London. Mereka mabuk saat masuk berbagai pub dan bar, dan keluar lebih mabuk lagi. Hingga akhirnya mereka ketinggalan kereta terakhir menuju apartemen.

Dua orang mabuk ini mulai mencari bus. Nihil, karena sudah hampir subuh. Maka mereka mencari taksi. Merupakan hukum tak tertulis bahwa kalau kamu adalah supir taksi, jangan pernah mengangkut dua orang berantakan yang mabuk berat. Sama seperti kisah drama cinta, hujan turun di saat seperti itu. Bedanya, Duff dan Slash adu mulut sepanjang dini hari itu. Saling menyalahkan atas nasib buruk ketinggalan kereta

"Aku enggak ingat apapun. Hanya ingat ketika bangun, kami sudah di apartemen. Aku juga enggak tahu bagaimana cara kami sampai apartemen," kata Slash.

Karena mereka sudah punya sedikit basis massa berkat Live ?!*@ Like a Suicide, tak heran kalau beberapa orang mengenali personel Guns N Roses. Slash mengingat ada seorang perempuan yang mengikuti mereka. Tak jelas apakah Ia seorang grupies, orang hilang, atau orang bermental labil. Perempuan muda itu mengikuti band ke manapun.

Karena tak membahayakan, mereka membiarkan perempuan itu ikut serta ke mana band pergi. Ketika malam tiba, gadis ini juga menginap di apartemen tempat tinggal Slash, yang makin sesak karena ada Todd dan Dell. Orang bergelimpangan di lantai. Slash pun menggeletak di lantai. Di tengah kantuk dan mabuk yang membuatnya setengah sadar, Slash terkejut saat sang gadis itu tiba-tiba merangkak ke arahnya, menjelang subuh. Membuka resleting celana Slash, dan melakukan fellatio.

"Aku pura-pura tidur, tapi harus aku akui, rasanya lumayan menyenangkan."

Perempuan itu menghilang di pagi hari. Personel band juga tak pernah melihatnya lagi.

Gigs pertama GNR di Inggris terjadi pada 19 Juni 1987. Awalnya konser hanya direncanakan satu kali. Tapi ternyata tiketnya terjual habis. Maka diadakan konser kedua tanggal 22 Juni. Tike seharga 4 pounds itu terjual dengan cepat. Maka konser pun ditambah satu kali lagi, 28 Juni. Duff mengenang tiga konser di Inggris ini dengan perasaan hangat. Para penggemar GNR mengenal mereka dan mencegat untuk berfoto bersama atau minta tanda tangan.

"Rasanya aneh dan janggal, walaupun histeria itu hanya dalam skala kecil," ujar Duff dalam buku biografinya, It's So Easy and Other Lies.

Di tiga konser itu mereka memainkan banyak lagu yang kemudian jadi hits di kemudian hari. Mulai "Shadow of Your Love" yang lahir di era Hollywood Rose dan tak pernah masuk dalam album penuh GNR manapun; "Out Ta Get Me", "It's So Easy", lagu heroin "Mr. Brownstone", hingga "Welcome to the Jungle" yang di masa depan akan dinobatkan sebagai salah satu lagu rock terbaik sepanjang masa oleh banyak pengamat musik.

Selain itu juga ada lagu kover, semisal "Nice Boys" milik Rose Tattoo yang sudah muncul di Live ?!*@ Like a Suicide dan akan muncul di album GNR Lies (1988). Di London pula, GNR memodifikasi "Knockin' On Heaven's Door" milik Bob Dylan dan memainkannya perdana di konser 19 Juni. Lagu itu jadi lebih kental nuansa rock, lengkap dengan solo panjang Slash. Lagu ini kemudian masuk dalam album Use Your Illusion II.

infografik guns n roses marquee

Sudah 30 tahun berselang sejak konser pertama GNR di Inggris. Tanggal 17 Juni 2017, mereka kembali menyambangi London. Kali ini dengan formasi yang berbeda. Tak ada Izzy dan Steven. Slash dan Duff kembali bergabung band yang membesarkannya, setelah berbelas tahun perang dingin dengan Axl.

Ada banyak hal yang tak sama di konser tanggal 17 kemarin. GNR datang dengan menyandang nama besar, dianggap sebagai salah satu band rock terbaik dan paling berbahaya dalam kitab rock n roll. Mereka tak bisa lagi berjalan dengan santai sembarangan. Slash dan Duff sudah berhenti minum alkohol sejak beberapa tahun terakhir, dan tak pernah lagi ketinggalan kereta dan adu mulut sambil hujan-hujanan.

Tapi konser di Marquee 3 dekade silam jelas menorehkan jejak penting bagi perjalanan karier band ini. Pengalaman dikenal di negeri orang, tanah suci rock n roll, bermain di klub legendaris dan mendapat sambutan meriah, berhasil mendorong mereka ke batas terjauh sebuah band.

"Tiga konser itu berakhir dengan baik, membuat kami semakin yakin kalau ini bukan band tipikal hair metal dari Los Angeles. Kami dilihat sebagai band yang berbeda. Perasaan kami akhirnya menemui pembenarannya," ujar Slash.

Setelah tur itu selesai, mereka kembali ke Los Angeles dan menyelesaikan tahap akhir pembuatan Appetite for Destruction. Dan, seperti perkataan klise yang banyak dikutip penulis, sisanya adalah sejarah.

Baca juga artikel terkait KONSER GUNS N ROSES atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Musik
Reporter: Nuran Wibisono
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti