tirto.id - Sebuah hasil studi baru mengungkapkan penemuan lubang hitam atau biasa disebut black hole yang memiliki massa 10 kali lebih besar dari matahari kita. Lubang hitam ini berjarak 1.560 tahun cahaya dari Bumi, dan posisi itu sekitar dua kali lebih dekat dari temuan lubang hitam sebelumnya.
Lubang hitam yang dinamakan Gaia BH1 itu, mengutip Livescience, black hole terdekat dengan bumi yang pernah diketahui. Laporan para peneliti yang mengidentifikasi lubang hitam ini termuat dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society terbitan awal November 2022 lalu.
Libang hitam tersebut ditemukan oleh para astronom dengan menggunakan Observatorium Gemini Internasional, yang dioperasikan oleh NOIRLab NSF. Penemuan Gaia BH1 segera menarik perhatian para peneliti karena ia menjanjikan pemahaman lebih maju tentang evolusi sistem biner, demikian mengutip Sciencedaily.
Pengamatan terhadap lubang hitam ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dengan memakai pelbagai instrumen berbasis darat, termasuk teleskop Gemini North dan Keck 1 di Hawaii, hingga teleskop Magellan Clay dan MPG/ESO di Chile.
Gaia BH1 berada dalam sistem biner yang dikelilingi (diorbit) oleh bintang mirip dengan matahari. Adapun jauh bintang itu dari lubang hitam Gaia BH1 seperti jarak antara Bumi dengan matahari.
Para peneliti lubang hitam menyimpulkan Gaia BH1 berpotensi menjadi penarik bintang yang ada di sekitarnya. Namun, para ilmuwan itu masih membutuhkan lebih banyak data untuk mengetahui dengan pasti terkait hal ini.
Sistem Gaia BH1 menjadi menarik bukan hanya karena terbilang paling dekat dengan bumi (dekat dengan skema kosmik; piringan spiral Bima Sakti yang terkenal lebarnya sekitar 100.000 tahun cahaya). Ia memantik perhatian karena peneliti astronomi masih kesulitan menjelaskan bagaimana konfigurasi aneh dari sistem Gaia BH1 bisa muncul.
Dikutip dari Space.com, lubang hitam ini terbentuk dengan massa kira-kira lima sampai sepuluh kali massa matahari kita. Saat bintang yang lebih besar mendekati akhir masa hidupnya, ia lantas menyatukan unsur-unsur yang semakin berat, seperti silikon atau magnesium yang berada dalam inti terbakar. Begitu proses itu mulai membentuk unsur besi, bintang besar tadi terkunci di jalur penghancuran.
Dalam proses peleburan, energi yang dibutuhkan cukup banyak dan di kondisi tersebut bintang tidak dapat menahan gaya gravitasi sangat besar yang dihasilkan oleh massanya. Kondisi ini menimbulkan ledakan ke luar sebelum akhirnya runtuh dalam dirinya sendiri. Lubang hitam lalu muncul dan terlihat sebagai jantung gelap dikelilingi oleh cincin cahaya yang kabur dan bengkok.
Lubang hitam yang merupakan objek paling ekstrem di alam semesta ini kemungkinan berada di pusat semua galaksi besar. Penemuan Gaia BH1 memunculkan pertanyaan berapa banyak lubang hitam tidak aktif yang telah terbentuk di alam semesta.
Penulis: Hafizhah Melania
Editor: Addi M Idhom