Menuju konten utama
Debat Capres-Cawapres 2024

Menanti Terobosan Anies, Prabowo & Ganjar dalam Isu Hankam

Fahmi sebut seluruh paslon memang sudah memasukkan agenda hankam ke visi misi mereka, tapi perlu ada elaborasi gagasan lebih dalam saat debat.

Menanti Terobosan Anies, Prabowo & Ganjar dalam Isu Hankam
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) berpegangan tangan usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

tirto.id - Kedalaman wawasan serta gagasan para calon presiden (capres) akan kembali diuji dalam agenda debat ketiga Pilpres 2024. Kali ini ketiga capres –Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo– akan melangsungkan palagan di Istora Senayan, Jakarta. Debat ketiga ini mengangkat tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.

Debat yang akan dilaksanakan, Minggu (7/1/2024) ini, bakal menggali pandangan capres pada isu yang krusial. Pertahanan dan keamanan (hankam) serta urusan politik luar negeri memiliki sejumlah persoalan yang perlu dijawab. Situasi konflik antarnegara juga penting dibahas, utamanya terkait posisi Indonesia dalam arena politik dunia.

Pemerhati militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai pertahanan dan keamanan negara masih memiliki celah yang rawan di wilayah perbatasan. Masalah ini berpotensi mengancam keamanan di perbatasan negara –baik laut atau udara– jika tidak dapat dibenahi calon pemimpin mendatang.

“Ini terkait kekuatan kita yang belum sepenuhnya bisa memenuhi celah-celah rawan tadi. Ini mengakibatkan perbatasan kita tidak sepenuhnya bisa dijaga,” kata Fahmi dihubungi reporter Tirto, Rabu (3/1/2024).

Fahmi menyatakan, paling utama adalah membangun postur dan sistem pertahanan negara yang ideal. Seluruh paslon capres-cawapres memang sudah memasukkan agenda ini ke visi-misi mereka. Namun, Fahmi menilai perlu ada elaborasi gagasan lebih dalam saat debat mendatang.

“Dalam debat nanti perlu dielaborasi lebih dalam, lebih jauh apa saja gagasan baru mereka, atau gagasan yang bersifat korektif mungkin, soal pembangunan postur pertahanan,” tutur Fahmi.

Fahmi menyoroti bahwa pertahanan dan keamanan negara memang memiliki sejumlah lubang yang perlu ditambal. Seperti persoalan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana aparatur negara, yang kerap diragukan masyarakat. Capres harus bisa menjabarkan pandangan lugas soal persoalan ini agar mampu menjawab keraguan publik.

“Akuntabilitas ini, perlu pembenahan agar misal prinsip kerahasiaan tidak menjadi alasan praktik buruk. Termasuk korupsi dalam hal belanja alutsista, belanja sarana prasarana, yang perlu rumusan lebih baik,” jelas Fahmi.

Menurut Fahmi, pembenahan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertahanan dan keamanan juga perlu diperhatikan. Maraknya dugaan kekerasan yang melibatkan aparat keamanan, harus menjadi sinyalemen perombakan mental dan integritas aparat. Hal ini agar pelanggaran hukum yang melibatkan aparat keamanan mampu dibenahi.

“Peningkatan kecakapan keterampilan kemampuan, dalam integritas perlu ditingkatkan lagi sebagaimana juga kepatuhan terhadap hukum,” ujar Fahmi.

Dia menambahkan, agenda isu pertahanan dan keamanan dalam visi-misi ketiga capres belum cukup memuaskan. Maka dari itu, agenda debat penting disimak supaya gagasan mendalam para calon orang nomor wahid negeri ini dapat diketahui masyarakat.

“(Misalnya) kesejahteraan prajurit di visi-misi, nah ini penting dielaborasi karena kesejahteraan, kan, relatif, ukurannya seperti apa? Dan bagaimana mengaitkannya dengan kesejahteraan warga masyarakat Indonesia lainnya,” terang Fahmi.

Pendalaman Visi Misi

Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, menyatakan bahwa isu kesejahteraan prajurit TNI/Polri memang disebut dalam visi misi ketiga capres. Sayangnya, kata dia, tidak ada satu pun capres yang mau mengelaborasi lebih rinci apa kebijakan terukur yang akan disiapkan terkait topik ini.

“Mengingat karakteristik pengabdian personel TNI/Polri berbeda dengan ASN pada umumnya, semestinya ada tawaran ide spesifik yang bisa diungkap dalam debat capres mendatang,” kata Anton dalam keterangannya yang diterima Tirto, Rabu (3/1/2024).

Maka dari itu seyogyanya debat mampu memperdalam visi misi capres yang masih mengambang. Menurut Anton, perbaikan kesejahteraan prajurit TNI dan Polri sangat krusial dalam mewujudkan profesionalisme aparat keamanan.

Selain itu, Anton menilai pemberantasan korupsi dalam pengadaan alutsista/alpalhankam. Dalam dua kali survei risiko korupsi di sektor pertahanan yang dilakukan Transparency International (TI), Indonesia masuk dalam kategori tingkat risiko korupsi yang tinggi atau dalam kategori D. Pengadaan alutsista yang kerap dikaitkan dengan isu kerahasiaan dan sensitif, justru menjadikan sektor ini rawan korupsi.

“Oleh karena itu, pemberantasan korupsi di sektor hankam menjadi krusial dibahas dalam debat mengingat tidak ada satupun dokumen visi-misi capres menyinggung isu ini,” ungkap Anton.

Anton menambahkan, semua dokumen visi-misi capres menyinggung ide pembangunan kekuatan pertahanan. Sayangnya, ide pembangunan kekuatan pertahanan tidak dikaitkan utuh dengan perkembangan lingkungan strategis di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambiguity).

“Elaborasi pemikiran capres terkait rencana pembangunan kekuatan pertahanan dikontekskan dengan perkembangan lingkungan strategis dan ancaman perang kontemporer menjadi sangat relevan,” tutur Anton.

Anton berpesan, sektor hankam memiliki banyak singkatan teknis, maka sebaiknya para paslon menghindari penggunaan pertanyaan yang menggunakan singkatan. Hal ini penting, kata dia, untuk mencegah multitafsir serta dapat membuka ruang elaborasi pemikiran strategis.

“Jika salah satu paslon bersikukuh menggunakan singkatan dalam pertanyaan, maka sebaiknya moderator secara proaktif meminta paslon untuk mengelaborasi terlebih dahulu,” pesan dia.

Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menyatakan peran Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif serta sebagai middle power dalam kancah geopolitik dunia, perlu dibahas dalam debat mendatang. Utamanya, kata dia, sikap dalam menanggapi perang di Ukraina dan Palestina.

“Terkait dengan masalah di Palestina, apakah Indonesia akan mendukung two states solution atau mendukung agar di tanah Palestina tidak ada negara Israel?” kata Hikmahanto kepada reporter Tirto, Rabu kemarin.

Dia menyatakan, isu pengungsi Rohingya yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan juga patut diangkat. Ketiga capres diharapkan mampu memperlihatkan sikapnya terkait ketegangan antara kepentingan nasional atau nilai kemanusiaan dalam isu pengungsi.

Ketiga capres diharapkan Hikmahanto mampu pula menjabarkan pandangan soal klaim sepihak 10 garis putus oleh Cina. Sebab, persoalan ini mengemuka di tengah ketergantungan ekonomi Indonesia pada Cina.

“(Juga) bagaimana menghadapi Uni Eropa dalam berbagai perkara di World Trade Organization (WTO), termasuk isu hilirisasi dan larangan sawit Indonesia masuk ke Uni Eropa,” tambah dia.

Hikmahanto menimbang, perlu ada pembahasan soal strategi Indonesia agar dapat memiliki peran dalam kancah geopolitik dan geoekonomi dunia. Sehingga mampu memunculkan dunia yang lebih adil dan tidak dikendalikan oleh negara-negara besar semata.

Persiapan Ketiga Capres

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, getol membaca dan menjaga pola tidur jelang agenda debat mendatang. Menteri Pertahanan itu disebut sudah mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan kontestan lain di panggung debat.

“Pak Prabowo sudah mempersiapkan diri, sudah persiapan, persiapannya apa kalau debat? Seperti biasa tidur nyenyak, makan enak, ketawa ngakak,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor, menegaskan bahwa Prabowo sangat siap bertarung dalam tema debat kali ini. Ferry, sapaan akrabnya, menyatakan tema debat mendatang sudah menjadi makanan sehari-hari Prabowo.

“Beliau (Prabowo) sudah sering hadir ke acara internasional pertahanan, apalagi geopolitik ini makanannya sehari-hari dan beliau bukan pertama kali debat,” kata Ferry kepada reporter Tirto, Rabu (3/1/2024).

Dia menyatakan, isu internasional berkaitan perang di Palestina dan Ukraina akan dibahas. Selain itu, terkait hubungan bilateral Indonesia dengan negara sahabat dalam kerja sama berbagai bidang.

“Tapi tetap beliau harus tenang dan santai jangan mudah terpancing dengan paslon lain yang jago bicara dan retorika,” tambah Ferry.

Sementara itu, capres nomor urut 1, Anies Baswedan, disebut ingin membangun kekuatan cerdas berbasis nilai dalam isu pertahanan dan geopolitik. Hal ini disampaikan oleh Juru bicara Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Surya Tjandra.

“Situasi kita secara geopolitik saat ini yang relatif sempit melulu hanya fokus pada soal ekonomi, dengan pendekatan yang melulu pragmatis dan cenderung lembam,” kata Surya kepada reporter Tirto.

Dengan kata lain, kata dia, paradigma yang digunakan masih dominan transaksional. Akibatnya Indonesia mengabaikan potensi dan kelembagaan yang dimiliki, yaitu sebagai negeri dan bangsa strategis di belahan dunia.

“Ke depan kami ingin mendorong pendekatan yang lebih berbasis nilai melalui sikap dan komitmen kuat pada hak asasi manusia dan SDGs – setiap nyawa berharga, no one left behind, berdasar pada pentingnya menjaga kedaulatan teritorial dan kelestarian alam,” jelas Surya.

Jubir Timnas AMIN lainnya, Billy David Nerotumilena, menambahkan bahwa secara gagasan dan ide Anies sudah siap bertarung dalam debat mendatang. Ide gagasan tersebut, kata dia, sudah diuji melalui keterlibatan publik dan pakar yang digagas oleh tim formulasi kebijakan.

“Selain nanti ditambahkan dengan data, kritik ataupun kejutan-kejutan lain,” ujar Billy kepada reporter Tirto, Rabu (3/1/2024).

Sementara itu, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyampaikan bahwa dirinya akan mengangkat sejumlah isu dalam debat mendatang. Misalnya soal pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan yang disebutnya sebagai garda terdepan negara.

“Wilayah perbatasan selain rentan terhadap ancaman keamanan dengan negara yang berbatasan, juga menjadi sarang kejahatan lintas batas, seperti penyelundupan,” tutur Ganjar dalam keterangan tertulis.

Dia juga menyoroti soal isu kejahatan siber (Cyber Crime) sebagai bagian dari Hankam. Isu ini, kata mantan Gubernur Jawa Tengah itu, perlu menjadi perhatian serius seiring pesatnya transformasi digital di berbagai bidang.

Ganjar menilai, persoalan lain mengenai peran pemerintah dalam memperhatikan perlindungan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Selain itu, kebutuhan dasar dan transisi alutsista akan diangkat olehnya dalam debat ketiga Pilpres 2024 nanti.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, mengatakan pihaknya memperdalam semua topik debat mendatang. Kendati demikian, isu sistem pertahanan kekinian serta persoalan siber akan lebih diangkat oleh capres nomor urut 3.

“Untuk geopolitik dan hubungan internasional mungkin soal hubungan Cina - AS dan Rusia yang sedang menegang, begitu juga situasi di Gaza dan dampaknya terhadap Indonesia, serta peran apa yang harus diambil Indonesia,” terang Chico kepada reporter Tirto, Rabu (3/1/2024).

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Abdul Aziz