Menuju konten utama

Masyarakat Indonesia Makin Individualis, Peminat MPV Surut

Mobil MPV yang kini masih menjadi primadona pasar otomotif nasional diperkirakan segera kehilangan banyak peminat di beberapa tahun lagi karena masyarakat Indonesia semakin individualis.  

Masyarakat Indonesia Makin Individualis, Peminat MPV Surut
Pengunjung melihat mobil Toyota New Vellfire G Limited, line-up terbaru Toyota MPV Luxury, pada pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, di Tangerang, Banten, Rabu (17/8/2017). GAIKINDO mencatat, dalam 7 bulan pertama 2016 penjualan MPV Luxury mencapai 2.115 unit atau naik 38,6% dibandingkan periode yang sama 2015, dan Toyota melalui All New Alphard dan All New Vellfire berhasil menguasai pasar dengan angka pertumbuhan 57,7%, atau meningkat dari 1.155 unit pada 2015 menjadi 1.821 unit pada tahun 2016 ini. ANTARA FOTO/Audy Alwi.

tirto.id - Mobil tiga baris kursi berkapasitas tujuh penumpang, atau jenis Multi Purpose Vehicle (MPV), yang merajai pasar otomotif Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, diprediksi tak lagi populer pada 2025.

Sebabnya, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus memperkirakan gaya hidup masyarakat Indonesia jauh lebih individualis di periode tersebut.

Yannes mengatakan generasi kelahiran 1980-1990 telah memasuki masa mapan dan mampu membeli mobil pada 2025. Namun, mereka kemungkinan tidak membeli mobil yang bisa mengangkut keluarga besar melainkan hanya keluarga inti.

"Saya kira 2025 peminat MPV sudah menurun," ucap Yannes dalam diskusi 'Peluang dan Tantangan Model MPV di 2017' yang digelar Forum Wartawan Otomotif (Forwot) Indonesia di Jakarta, Kamis (23/3/2017) sebagaimana dikutip Antara.

Yannes mencatat, berdasarkan penelitiannya, rata-rata hanya 0,3 persen mobil MPV yang kerap digunakan maksimal untuk tujuh penumpang. Sebesar 16,5 persen digunakan hanya memuat dua penumpang. Sementara 67 persen mobil MPV lainnya dipakai menyetir sendirian.

"Mereka yang lahir tahun 80-an ke atas konsep keluarganya berbeda. Kalau yang lahir sebelum 1980 menilai mobil harus membawa keluarga besar hingga kakek-nenek. Maka generasi keluarga saat ini hanya memikirkan keluarga inti. Bapak, istri, dan anak saja," kata Yannes.

Minat masyarakat yang menurun terhadap MPV, Yannes menambahkan, juga akan dibarengi dengan kenaikan minat konsumen Indonesia pada mobil dua baris di segmen Low Cost Green Car (LCGC), City Car atau SUV.

"Masyarakat generasi kota akan lebih tertarik pada mobil dua baris kursi penumpang karena menawarkan individualitas yang mereka inginkan," kata Yannes.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara membenarkan analisis Yannes. Saat ini mobil MPV memang masih banjir peminat, namun dia memperkirakan hal ini hanya berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.

Kukuh optimistis penjualan LCGC akan mengganggu pasar MPV karena harga yang ditawarkan lebih murah, terutama bagi konsumen kategori yang baru pertama kali membeli mobil.

"MPV dalam beberapa tahun ke depan akan tetap jadi primadona. Tapi pikirkan juga bagaimana ke depannya," kata Kukuh.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Bisnis
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom