tirto.id - Empat puluh enam tahun silam, mobil niaga Mitsubishi Colt T-100 pick up untuk pertama kali muncul di Indonesia. Ia kemudian "disulap" menjadi kendaraan penumpang melalui karoseri. Kala itu, tak ada yang membayangkan mobil tersebut bisa jadi cikal bakal mobil “sejuta umat” yang kini laris manis. Sayangnya, Mitsubishi tidak bisa mendominasi pasar ini. Avanza dan Xenia besutan Toyota - Daihatsu menjadi rajanya.
Mobil Multi-purpose Vehicle (MPV) atau mobil keluarga tiga baris sudah mengalami transformasi yang cukup besar, dari yang semula tanpa “hidung” berkembang jadi kendaraan dengan bentuk futuristik dan fungsional. MPV sebagai mobil keluarga seolah menjadi simbol kemapanan keluarga di Indonesia. Sebuah kultur saat seorang punya mobil lalu menunjukkan dan mengangkut banyak sanak keluarga jadi sebuah kebanggaan.
MPV memang menjadi primadona semenjak kelahiran duo Avanza-Xenia lebih dari satu dekade silam dan sukses mengisi ceruk segmen mobil low MPV. MPV yang mengisi ceruk pasar paling besar mobil penumpang di Indonesia menjadi perebutan kue yang tak ada habisnya antar pemain otomotif. Bisa dibilang semua merek mobil di Indonesia punya line up MPV dari yang kelas bawah sampai atas.
Genderang perebutan segmen MPV khususnya di segmen bawah terus bergulir termasuk di tahun ini. Mitsubishi sebagai “perintis” MPV di Indonesia rupanya tak mau jadi penonton duo Avanza-Xenia, Ertiga, Mobilio, dan lainnya melenggang menikmati gurihnya pasar MPV kelas bawah. Pada semester II-2017, Mitsubishi telah menyiapkan senjata barunya yaitu XM Concept yang akan diluncurkan pada Oktober 2017 setelah Gaikindo Indonesia International Auto Show 2017 (GIIAS) Agustus 2017.
XM Concept yang disiapkan head to head dengan duo Avanza-Xenia maupun Ertiga, Mobilio, dipatok bisa laris 60.000 unit per tahun. Ambisi Mitsubishi cukup dimaklumi, mobil MPV XM Concept akan lahir dari rahim pabrik baru mereka di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, bersama lokalisasi Mitsubishi Pajero di Indonesia.
"Kami sangat menunggu XM Concept yang akan diluncurkan pada Oktober tahun ini... Ini akan menjadi lawan dari para kompetitor,” kata Excecutive General Manager MMC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Osamu Iwaba dikutip dari Antara.
Nama lain datang dari Wuling, bermodal Rp9 triliun, produsen mobil asal Cina ini yang bermitra dengan GM, begitu yakin masuk ke pasar low MPV yang secara tradisional dikuasai Jepang. Wuling dengan low MPV dengan nama Hongguang rencananya juga akan dirilis pada semester II. MPV yang juga pesaing Avanza-Xenia ini juga merupakan hasil produksi pabrik di Cikarang. Keseriusan Wuling Motors sangat terbaca saat mereka menyiapkan 50 titik penjualan dan layanan purna jual di Indonesia pada saat produk MPV mereka dilucurkan.
Di luar itu, ada PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang telah resmi meluncurkan New Ertiga Diesel Hybrid awal Februari 2017 lalu. Ertiga diesel mengikuti jejak Chevrolet Spin yang juga bergenre low MPV dengan menggendong mesin diesel, meski pada akhirnya tak sukses. Tiga low MPV yang siap mengaspal di pasar Indonesia tahun ini menunjukkan segmen low MPV masih jadi incaran pendatang baru maupun sang petahana.
Namun, di tengah perebutan kue pasar mobil MPV 2017 yang nampak makin sengit, beberapa studi dan proyeksi mencoba meneropong nasib MPV di Indonesia. Mobil yang menjadi simbol keluarga Indonesia ini diprediksi akan mengalami penurunan sejalan perkembangan generasi di masa depan. Saat estafet konsumen mapan bergeser dari generasi Baby Boomer dan X, ke generasi milenial atau Y maupun generasi Z.
MPV di Masa Depan
Segmen MPV di Indonesia memang melekat sebagai "mobil sejuta umat" karena porsi penjualannya menguasai 40 persen dari seluruh model. Data Gaikindo tahun lalu, berdasarkan kategori mobil penumpang dengan kapasitas mesin kurang dari 1.500 cc untuk tipe 4x2 memang porsinya mencapai 44 persen, kategori ini identik dengan low MPV.
Namun, bila menilik secara global, segmen MPV atau yang juga disebut Station-wagon hanya mengambil porsi sangat kecil dari kue pasar mobil. Berdasarkan global car market new-car sales 2016-Q1 yang dibuat oleh JATO, pangsa pasar terbesar penjualan mobil di dunia justru dikuasai oleh segmen SUV hingga 27,4 persen dengan tren terus naik, sedangkan MPV justru hanya mengambil porsi 9,6 persen dengan tren turun.
Akademisi program studi desain produk Fakultas Seni Rupa dan Desai ITB yang juga pemerhati otomotif Yannes Martinus mengungkapkan soal perubahan tren di pasar otomotif di Tanah Air. Pada sekitar 2025 generasi yang lahir pada 1980-1990 telah memasuki masa mapan dan mampu membeli mobil. Generasi yang biasa disebut milenial ini diproyeksikan tidak membeli mobil dengan tipe berkapasitas banyak penumpang atau mobil keluarga tapi mengutamakan mobil lebih kecil untuk keluarga inti mereka saja. Mobil yang bisa memenuhi ini antara lain LCGC, city car, hatchback, hingga SUV.
"Saya kira 2025 peminat MPV sudah menurun," ucap Yannes Martinus dikutip dari Antara.
Martinus pernah melakukan penelitian terhadap 2.000 orang pengguna mobil MPV. Dari studinya menunjukkan hanya 0,3 persen yang mobil MPV-nya digunakan maksimal oleh tujuh penumpang. Tercatat sebanyak 16,5 persen digunakan hanya memuat dua penumpang. Yang menarik 67 persen mobil MPV hanya ditumpangi oleh satu orang saja.
Apa yang dikatakan Yannes Martinus bisa jadi benar, beberapa survei tentang tren suatu generasi pada pemilihan kendaraan mobil menunjukkan hal yang tak berlawanan. Misalnya AutoTrader.com dalam survei 2013 lalu yang berjudul “Next Generation Car Buyer Study” mengungkapkan mobil yang ideal bagi generasi milenial adalah mobil yang stylish, menyenangkan, praktis, dan ramah lingkungan. Dari jenis kendaraan yang ada, mobil minivan/van dengan kapasitas penumpang banyak, justru menjadi pilihan paling buncit para milenial dibandingkan jenis mobil lainnya seperti SUV, Coupe, dan lainnya.
Tren dan pasar otomotif sangat dinamis termasuk di Indonesia, mobil MPV yang saat ini menguasai pasar dan jadi rebutan pemain otomotif, sangat mungkin bisa terjungkal lalu digantikan oleh segmen lainnya yang akan dominan. Hal ini sudah ditunjukkan saat para mobil niaga pick up buatan Jepang termasuk Mitsubishi Colt T-100 hingga Toyota Kijang pada empat dekade silam, menjelma menjadi MPV yang kita kenal saat ini sebagai kendaraan “sejuta umat”