Menuju konten utama

Malala Yousafzai, Duta Perdamaian Termuda PBB

Malala (19 tahun) akan dilantik pada Senin oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan menjalankan peran untuk membantu memajukan pendidikan anak-anak perempuan di seluruh dunia.

Malala Yousafzai, Duta Perdamaian Termuda PBB
Malala Yousafzai. Foto/Shutterstock

tirto.id - Peristiwa penembakan yang dialami Malala Yousafzai pada tahun 2012 lalu telah membuatnya menjadi sosok inspiratif. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu akan menjadi sosok termuda yang diangkat sebagai utusan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Malala yang saat ini masih berusia 19 tahun tersebut akan dilantik pada Senin (10/4/2017) mendatang oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan menjalankan peran untuk membantu memajukan pendidikan anak-anak perempuan di seluruh dunia.

Pegiat pendidikan asal Pakistan itu muncul sebagai sosok yang menonjol ketika seorang pria bersenjata Taliban menembak kepalanya di bus sekolah pada 2012 sebagai hukuman, karena Malala mendorong para perempuan untuk bersekolah --yang bertentangan dengan aturan kelompok militan itu menyangkut pendidikan bagi perempuan.

Sejak itu, Malala terus berkampanye di tingkat dunia dan pada 2014 ia menjadi sosok termuda peraih Hadiah Nobel Perdamaian.

"Bahkan ketika menghadapi bahaya yang mengerikan, Malala Yousafzai telah menunjukkan komitmennya yang tak tergoyahkan bagi hak-hak wanita, anak-anak perempuan dan semua orang,” kata Guterres melalui pernyataan seperti dilansir Thomson Reuters Foundation.

Upayanya yang berani untuk memajukan pendidikan bagi anak-anak perempuan telah menyemangati begitu banyak orang di seluruh dunia. Saat itu, sebagai utusan perdamaian PBB yang termuda, Malala diharapkan bisa berbuat lebih banyak untuk membantu menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

Malala, yang bersekolah di Inggris sejak ia mendapatkan perawatan medis di negara tersebut, juga telah mendirikan yayasan Malala Fund untuk mendukung proyek-proyek pendidikan bagi anak-anak perempuan di negara-negara berkembang.

Malala kerap menjadi pembicara di panggung global dan telah mengunjungi tempat-tempat penampungan pengungsi di Rwanda dan Kenya bulan Juli tahun lalu untuk menyoroti penderitaan yang dialami anak-anak perempuan pengungsi dari Burundi dan Somalia.

Baca juga artikel terkait DUTA PERDAMAIAN PBB

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz