Menuju konten utama

Macron Unggul Berdasarkan Hasil Jajak Pendapat

Warga Prancis akan melaksanakan pemilu pada Minggu (7/5/2017). Sekitar 67.000 tempat pemungutan suara akan dibuka pukul 08.00 waktu setempat dan para penyelenggara jajak pendapat akan mempublikasikan perkiraan awal pukul 20.00 malam.

Macron Unggul Berdasarkan Hasil Jajak Pendapat
Emmanuel Macron, kandidat pemilihan presiden Prancis 2017, berada diantara hadirin, saat memberikan pidato untuk warga Prancis di London, Inggris, Selasa (21/2). ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/djo/17

tirto.id - Seluruh warga negara Prancis akan memutuskan untuk memilih tokoh sentris pro-Uni Eropa (UE) atau tokoh sayap kiri-jauh yang anti-UE dan anti imigran untuk memimpin mereka sampai lima tahun mendatang pada Minggu (7/5/2017).

Sekitar 67.000 tempat pemungutan suara akan dibuka pukul 08.00 waktu setempat dan para penyelenggara jajak pendapat akan mempublikasikan perkiraan awal pukul 20.00 malam, setelah seluruh tempat pemungutan suara tutup.

Jajak-jajak pendapat mengindikasikan mereka akan memilih Emmanuel Macron, bekas menteri ekonomi berusia 39 tahun yang ingin menjembatani sayap kanan yang terbagi, serta melawan gelombang anti-kemapanan yang menyaksikan warga Inggris memilih meninggalkan UE dan warga Amerika Serikat memilih Donald Trump sebagai presiden.

Macron, yang ingin melakukan deregulasi ekonomi dan memperdalam integrasi UE, unggul 23-26 persentase poin dari kandidat National Front, Marine Le Pen, dalam jajak-jajak pendapat.

Perkiraan-perkiraan jajak pendapat terbukti akurat dalam pemilihan presiden putaran pertama bulan lalu, dan pasar menguat merespons keunggulan Macron dari rivalnya setelah debat pahit Rabu.

Kendati demikian, Le Pen, yang ingin menutup perbatasan, menyingkirkan mata uang euro dan melarang migrasi, lebih dekat dengan penguasa terpilih dibandingkan dengan sayap kanan jauh lain di Eropa Barat sejak Perang Dunia II.

Bahkan jika jajak-jajak pendapat terbukti akurat dan Prancis memilih presiden termudanya daripada pemimpin perempuan pertamanya, Macron sendiri mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan periode bulan madu.

Pemilih yang abstain mungkin tinggi dan hampir 60 persen dari mereka yang berencana memilih Macron mengatakan mereka melakukannya karena ingin mencegah Le Pen terpilih menjadi pemimpin ekonomi terbesar kedua zona euro itu alih-alih karena sepenuhnya sepakat dengan bekas bankir yang menjadi politikus itu.

"Kemenangan yang diharapkan...tidak akan berupa cek kosong bagi Emmanuel Macron" menurut catatan penyelenggara jajak pendapat Odoxa.

"Mayoritas besar tidak akan mendukung dia dengan sepenuh hati," demikian catatan Odoxa yang dikutip kantor berita Reuters.

Baca juga artikel terkait PEMILU PRANCIS atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Politik
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo