tirto.id - Bagi Putri Virgiyanti, beberapa akhir pekan ke depan tidak untuk bersantai-santai di rumah ataupun berlibur. Perempuan 25 tahun ini memutuskan mengikuti bimbingan belajar Akses CPNS sebagai strateginya mencapai karier yang diidamkan.
Sabtu siang akhir pekan kemarin, Putri bersama 23 peserta kursus lain mengikuti pertemuan kedua selama 2,5 jam dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, bagian dari jadwal rutin menghadiri 24 kali sesi setiap Sabtu dan Minggu selama empat pekan.
Empat tahun terakhir, Putri bekerja sebagai pegawai kontrak di Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan. Ia memutuskan ikut bimbel ini karena melihat temannya yang berhasil lulus ujian calon pegawai negeri sipil.
“Kalau enggak lulus yang tahap ini, saya mau ikut bimbel lagi selama formasi jurusan kuliah saya dibuka,” kata perempuan lulusan Diploma III Perkeretaapian, Sabtu lalu.
Untuk mengikuti kegiatan bimbel, Putri harus merogoh kocek Rp2,9 juta, yang dianggapnya bukan masalah asalkan fasilitas dan layanannya sesuai.
Bisnis pendidikan Akses CPNS memberi para peserta modul materi, buku latihan soal, 20 paket latihan online computer assisted test (CAT), dan e-Book. Pihak pengajar pun memberi 38 kali mini latihan harian, 5 kali latihan offline, dan sebagainya.
Yustamar Hatmanto, manajer pemasaran Akses CPNS, menjelaskan biaya bimbel telah naik dari Rp2 juta pada 2013 menjadi Rp3,2 juta pada 2017. Namun, peserta bisa memperoleh potongan harga Rp1 juta untuk awal tahun dan sekitar Rp300 ribu pada akhir tahun.
Selain itu, ujar Hatmanto, bimbel itu menerima panggilan peserta di luar Jakarta—Depok, Tangerang, dan Bekasi—dengan program kelas pelatihan. Bimbel Akses CPNS mulai beroperasi sejak 2013 saat penerimaan CPNS tahun itu.
“Kita biasanya pakai paket harga. Biasanya Rp50 juta. Kalau ada 20 orang, hanya membayar Rp2,5 juta. Hitungannya lebih murah,” kata Hatmanto.
Pada paket bimbel tahun ini ada sedikit perubahan. Awalnya biaya akomodasi—transportasi dan penginapan pengajar—ditanggung oleh perusahaan bimbel, kini dibebankan kepada pihak peserta.
Manajer utama Akses CPNS, Widi Adi Nugraha, menambahkan selain kelas reguler dan pelatihan, mereka juga menyediakan kelas privat. Biayanya berbeda karena layanannya lebih eksklusif.
Selain para pengajar datang ke rumah, peserta juga dapat memilih materi pembahasan sesuai keinginan. Tetapi sebelum memilih kelas privat, mereka mengarahkan peserta mengikuti kelas reguler terlebih dulu.
Untuk kelas privat, peserta membayar Rp600 ribu sekali sesi dengan durasi 2,5 jam. Mereka memberi syarat minimal lima kali sesi untuk peserta kelas privat.
“Kenapa privat mahal? Karena peserta bisa milih materi. Kita batasi juga, jangan sampai dari 24 materi, dia cuma ambil satu. Enggak bagus output-nya. Saya batasi, minimal lima pertemuan. Bebas mau pilih 5 atau 10 materi, dan sebagainya. Ada pilihan. Tujuannya agar lebih ada penyerapan materi belajar,” kata Nugraha.
Bisnis bimbel yang lokasi belajarnya di Kramat Raya, Jakarta Pusat, ini menarik banyak peminat. Data mereka pada 2013, peserta mencapai 120 orang, lalu meningkat menjadi 500 orang pada 2014. Jumlah ini belum termasuk bimbingan di luar daerah.
Menurut mereka, peningkatan jumlah peserta lantaran tingkat kelulusan di bimbel tersebut mencapai 80 persen pada 2013 dan 40 persen pada 2014.
“Mungkin dari mulut ke mulut, sehingga kelasnya membeludak,” kata Nugraha.
Pada 2017, tingkat animo peserta mengikuti bimbel tetap tinggi. Sampai saat ini, sudah ada 320 peserta reguler. Bahkan, peserta untuk kelas privat dan reguler masuk daftar tunggu. Kelas privat ada di lebih 10 lokasi dan kelas reguler ada 20 orang.
“Kemarin sudah buka delapan kelas. Kalau buka delapan lagi, takut crowded, jadi biar renggang dulu,” kata Nugraha.
Baca juga: Maraknya Bimbel Abdi Negara
Menarik Peserta Calon Abdi Negara lewat Pengajar dari PNS
Menjamurnya kegiatan pelatihan ujian CPNS ternyata tidak hanya ramai di ibu kota Jakarta, pusat bisnis dan pemerintahan Indonesia. Maria Ulfa, seorang pegawai kontrak di kantor Walikota Bandar Lampung, telah mengikuti kegiatan bimbel CPNS selama dua kali.
Pertama, ia ikut bimbel ISQ School pada 2014. Perempuan 29 tahun ini beralasan, ia mengikuti bimbel untuk mengasah kemampuan dalam menghadapi pembukaan CPNS 2014 di Bandar Lampung. Namun, Ulfa gagal pada ujian tahun itu.
Meski begitu, ia bertekad menjajal kesempatan lowongan CPNS tahun ini. Ia mendaftar ke bimbel Praja Edukasi, terletak di daerah Way Halim Permai, Bandar Lampung.
Biaya yang dipatok Praja Edukasi untuk 24 kali pertemuan sebesar Rp2,1 juta. Biaya ini tergolong murah menurut Ulfa karena ada pemotongan harga Rp1 juta bagi pendaftar awal. Sementara, di tempat bimbel lama, ia harus membayar sekitar Rp3 juta.
“Tapi secara kualitas lebih bagus di Praja Edukasi,” kesannya. “Satu kelas maksimal 10 orang. ISQ ramai banget. Satu kelas 20 orang," keluh Ulfa.
Ricky Ricardo, pemilik bimbel Praja Edukasi, mengatakan para peserta tertarik ikut bimbel di tempatnya karena program, tenaga pengajar, dan jadwal yang fleksibel. Namun, tak dimungkiri, potongan harga dari ratusan ribu sampai jutaan jadi daya tarik peserta, terutama bagi yang berkantong pas-pasan.
"Bahkan kami free tes psikotes dan wawancara,” kata Ricky.
Untuk Juli sampai September, Praja Edukasi telah memiliki enam kelas yang terisi penuh. Setiap satu kelas maksimal 10 peserta. Ini demi menjaga kenyamanan dalam proses belajar. Dengan asumsi satu kelas 10 orang, bimbel ini menerima pendapatan kotor sebesar Rp30 juta. Jika dirinci lagi, 70 persen dari pendapatan kotor itu untuk biaya operasional dan 30 persen sebagai keuntungan bersih.
Selain itu, peran alumni dan pengajar ikut memengaruhi peserta bimbel. Ricky menjelaskan, pengajar di tempatnya hanya sekitar lima orang berlatar belakang akademisi dari Universitas Lampung dan Universitas Muhammadiyah Lampung.
Widi Adi Nugraha, manajer utama bimbel Akses CPNS, berkata bahwa pengajar di tempatnya berjumlah 30 orang, dengan latar belakang PNS, alumni peserta yang lulus CPNS, hingga akademisi. Nisbah masing-masing: 70 persen dari PNS murni, 20 persen akademisi, dan 10 persen alumni.
Tujuan mendatangkan pengajar dari alumni, kata Nugraha, untuk memotivasi peserta bimbel agar belajar lebih giat lagi.
Salah satu alumni dari bimbel CPNS itu adalah Citra Yuda Nur Fatihah, perempuan keturunan Minang-Batak yang lulus CPNS tahun 2014 di Kementerian Luar Negeri. Citra berkata, seniornya di kementerian yang sama menjadi pengajar sekaligus alumni peserta bimbel di Akses CPNS.
“Itu yang membuat aku tertarik banget karena di website itu ada foto mereka (alumni yang lulus) dan testimoninya. Orang Kemlu juga ada testimoni. Jadi aku semakin percaya diri,” kata Citra.
Kini, setelah ia lulus CPNS, alumnus hukum internasional dari Universitas Indonesia ini diminta menjadi pengajar.
Dengan pelbagai program kelas dan iming-iming tingkat kelulusan yang tinggi, prospek bisnis bimbingan belajar ini terus diminati meskipun para peserta sudah mengikuti untuk kesekian kali.
Bagi Putri Virgiyanti, pegawai kontrak dari Kementerian Perhubungan, ia pun berharap lembaga bimbel Akses CPNS bisa membuka cabang di daerahnya.
“Kalau bisa buka di Bekasi,” kata Putri, yang harus benar-benar menyiapkan diri agar bisa lulus tes CPNS di Kementerian Perhubungan, yang tahun ini membuka 400 kursi.
=========
Foto: Dokumentasi Praja Edukasi, Bandar Lampung
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Fahri Salam