Menuju konten utama

LD FEB UI: Gojek Sumbang Rp55 Triliun untuk Perekonomian Indonesia

Penelitian terkait sumbangan Gojek untuk perekonomian Indonesia dan mitra Gojek

LD FEB UI: Gojek Sumbang Rp55 Triliun untuk Perekonomian Indonesia
LD FEB UI: Mitra Bahagia bersama Go-Jek. foto/rilis Humas UI

tirto.id - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan Gojek berkontribusi Rp44,2-Rp55 triliun terhadap perekonomian Indonesia.

"Pada riset sebelumnya, LD menghitung bahwa kontribusi Gojek terhadap perekonomian Indonesia berada di kisaran Rp44,2-Rp55 triliun jika menggunakan asumsi 100 persen mitra aktif. Namun hal yang perlu lebih lanjut ditelaah adalah apakah kontribusi ekonomi yang besar ini juga diikuti dengan kepuasan dan kebahagiaan mitranya," ujar Turro Wongkaren, Kepala LD FEB UI.

"Penelitian mengenai well-being pekerja di industri konvensional sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian terhadap anggota ekosistem ekonomi digital masih jarang. Ini perlu dilakukan guna memahami lebih dalam berbagai ekonomi digital bisa membantu individu tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga manfaat non-finansial yang berguna bagi pengembangan diri. Sehingga, ekonomi digital Indonesia bisa inklusi dan berkualitas."

Selain itu, dalam riset LD FEB UI bertajuk “Makna Kerja, Tingkat Kepuasan, dan Well-Being Mitra Go-Jek Indonesia” mengungkapkan dampak yang dirasakan mitra Gojek dalam kehidupan mereka.

Peneliti LD FEB UI Bagus Takwin, memaparkan mitra memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang untuk memenuhi kepentingan sendiri, berdasarkan penelitian yang melibatkan sebanyak 201 orang mitra GoJek (109 laki-laki dan 92 perempuan).

“Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna karena dengan menjadi mitra Go-Jek, mereka bisa membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan seperti Go-Jek, makna kerja menjadi penting karena setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra,” kata

Bagus.

Berdasar pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagian mitra yang ditemukan pada penelitian ini adalah 24,3 dari skala maksimal 35. Artinya, secara umum mitra Go-Jek tergolong “cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia.”

Dia menyatakan, keadaan mitra Go-Jek yang bahagia bisa membuat mereka tetap semangat memperbaiki hidup sehingga bisa naik tangga kelas ekonomi dan sosial.

“Kebahagiaan (wellbeing) menjadi optimal dengan adanya rancangan kemitraan Go-Jek, yang memungkinkan mitra memiliki kebebasan terhadap target dan waktu kerja mereka,” ujar Bagus.

Penelitian ini menemukan lima faktor utama di balik kebahagiaan mitra GoJek, yaitu, pertama, kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian. Kedua, interaksi sosial dan rasa persaudaraan yang kuat, khususnya keterlibatan di banyak komunitas.

Ketiga, perasaan otonom dalam bekerja, khususnya kebebasan mengatur waktu kerja. Keempat, penghargaan dalam bentuk apresiasi dari pelanggan, perusahaan dan teman, serta pembelajaran dari lingkungan sekitar dan terakhir perasaan dibutuhkan oleh masyarakat karena mampu meringankan beban banyak orang.

“Perlakuan Go-Jek yang baik terhadap mitra dapat menjadi inspirasi untuk pemain lain di industri yang sama agar memperlakukan mitra sebagai bagian yang integral pada bisnis dan tidak hanya sebatas kepentingan finansial,” tutup Bagus.

Baca juga artikel terkait GOJEK

tirto.id - Bisnis
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH