Menuju konten utama

Komisi I: Rencana Pembelian Airbus Kurang Efektif

Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah seharusnya mengkaji ulang rencana pembelian pesawat angkut militer keluaran Airbus mengingat harganya yang cukup mahal. Mantan sekretaris militer tersebut menyarankan Kemhan sebaiknya mengganti pesawat tersebut dengan produk yang lebih murah namun dengan kualitas yang sama.

Komisi I: Rencana Pembelian Airbus Kurang Efektif
(Ilustrasi) Pesawat militer Airbus. Foto/Shutterstock

tirto.id - Mantan Sekretaris Militer sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyarankan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk mengkaji ulang rencana pembelian pesawat angkut militer keluaran Airbus karena harganya dirasa cukup mahal.

"Sangat dipahami bila hanya membeli sedikit mengingat keterbatasan anggaran. Namun kurang efektif dioperasikan bila hanya membeli dua unit," kata Hasanuddin, di Jakarta, pada Selasa (17/5/2016).

Menurut Hasanudin, idealnya TNI sudah harus punya pesawat angkut militer berat setidaknya delapan unit untuk kepentingan strategi, minimal di dua trouble spot, sebagai pengganti Hercules, sehingga pembelian dua unit Airbus Defence and Space jenis A400M dirasa kurang tepat.

“Ketika satu unit sedang dalam pemeliharaan, kita hanya mampu mengoperasikan satu unit saja,” jelasnya.

Dengan harga A400M yang terlalu mahal sehingga jumlah unit yang akan dibeli hanya dapat terbatas, maka produk yang lebih murah dengan kualitas yang sama sudah seharusnya dapat menjadi alternatif, kata Hasanudin.

"Bila harga satu pesawat A400M lebih dari 180 juta dolar AS atau setara Rp2,3 triliun lebih [kurs USD1=Rp13,300], maka nilai segitu bisa dapat 4 atau 3 unit CN 295 atau C 27 J Spartan," jelasnya.

Sebagai catatan harga CN295 adalah 40 juta dolar AS atau sekitar Rp532 miliar, sementara C-27J Spartan memiliki harga 65 juta dolar AS atau setara Rp864,5 miliar.

Oleh karena itu, lanjut Hasanuddin, dengan budget yang terbatas, sebaiknya Kemhan membeli kelas angkut yang lebih murah dan ringan seperti C 27 J Spartan. Dengan budget yang sama, Kemhan dapat memperoleh enam unit C 27 J Spartan.

"Jadi, ketika dua unit sedang dalam pemeliharaan, kita masih punya empat unit untuk melayani dua spot yang berbeda. Yang user-nya kan matra TNI AU bukan Kemenhan," kata Hasanuddin.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan berencana melakukan pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M.

Meski tak disebut jumlah unit pesawat angkut militer yang akan dibeli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) senilai Rp2,3 triliun per unit itu tidak dalam jumlah banyak.

"Indonesia berencana membeli pesawat jenis A400 dari Eropa namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak," ujar Ryamizard, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Baca juga artikel terkait PESAWAT MILITER

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara