Menuju konten utama

KLHK Ungkap Kendaraan Penyumbang Terbanyak Polusi di Jakarta

KLHK menuturkan kendaraan berbahan bakar minyak saat ini menjadi kontributor besar dalam polusi di DKI Jakarta.

KLHK Ungkap Kendaraan Penyumbang Terbanyak Polusi di Jakarta
Kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) melintas di jalur LRT Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (14/6/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

tirto.id - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menepis pembangkitan listrik berkontribusi besar mengotori udara di DKI Jakarta. Dewan Proper KLHK, Agus Pambagio menuturkan, kendaraan berbahan bakar minyak saat ini menjadi masalah dalam polusi selain sektor industri.

"Masalahnya adalah transportasi," kata Agus dikutip dari Antara, Senin (14/8/2023).

Menurut data peta kualitas udara di Jakarta (OQAir) secara live menunjukkan rata-rata kondisi di Jakarta pada status tidak sehat bagi kelompok sensitif. Sementara itu, jumlah kendaraan bermotor khusus mencapai sekitar 21,8 juta unit pada akhir 2022.

Data tersebut tercatat dalam laporan Statistik Indonesia 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, selama periode 2020-2022 jumlah mobil penumpang di Jakarta sudah bertambah sekitar 1,6 juta ​unit.

"Dalam situasi saat ini, kendaraan bermotor menjadi penyebab signifikan dari polusi udara di Jakarta, mencakup sekitar 57 persen dari total polutan," ujarnya pula.

Sementara itu, dia merinci dari 57 persen polutan yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak hampir 98 persen berasal dari kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan ibu kota.

Sebab itu, dia meminta pemerintah meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan. Itu dilakukan dalam upaya mencegah polusi udara di DKI Jakarta yang akhir-akhir ini memburuk.

"Seperti kendaraan listrik (electric vehicle/EV), biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau seperti kereta api, bus, dan moda transportasi umum lainnya," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait DAMPAK POLUSI UDARA DI JAKARTA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin