tirto.id - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN bidang konstruksi yang dijadikan andalan pemerintahan Presiden Jokowi untuk mendukung pembangunan infrastruktur di negeri ini.
Guna memastikan PT Wika selalu menjalankan misi yang diemban, ditugaskanlah Nurrachman -- mantan relawan pemenangan Jokowi-JK yang aktif di Rumah Transisi di Jalan Situbondo 10 Menteng-- menjadi salah satu komisaris.
“Kami dengan teman-teman meluruskan niat dan bukan sekedar mencari jabatan. Itu betul-betul kesempatan pribadi untuk berbuat sesuatu bagi negara,” kata Nick, panggilan akrabnya kepada Reja Hidayat dan Arbi Sumandoyo dari tirto.id, di Hotel Darmawangsa, Jakarta, pada Kamis malam (9/9/2016).
Sebelum aktif di Rumah Transisi yang dibentuk pasca Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014, Nick sudah ikut aktif di Posko Cemara 19, posko pemenangan JKW4P (Jokowi for President), di Jl Cemara, Menteng, Jakpus. Bagaimana prosesnya ditunjuk menjadi komisaris? Adakah penugasan khusus dari Presiden Jokowi? Berikut wawancaranya:
Mengapa Anda dulu menjadi relawan tim sukses Jokowi-JK pada Pilpres 2014?
Para relawan bergabung mendukung presiden karena tertarik dengan Nawacita atau sembilan cita-cita beliau. Berangkat dari situ chemistry cocok, kita dukung untuk mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, kami dengan teman-teman meluruskan niat dan bukan sekedar mencari jabatan. Itu betul-betul kesempatan pribadi untuk berbuat sesuatu bagi negara.
Ada pesan khusus dari Presiden Jokowi sebelum menjadi komisaris Wika?
Kalau ditanya pesan-pesan khusus, karena chemistry cocok, kita paham betul yang diinginkan Presiden. Jadi ambil posisi, membantu sesuai latar belakang dan kompetensi.
Anda sendiri punya pengalaman di bidang infrastruktur?
Sebelum bergerak sebagai relawan, saya bergerak di bidang infrastruktur dan konstruksi. Jadi membantu di BUMN bukan bidang baru. Bukan belajar. Jadi langsung lari. Tentunya semua orang tahu kalau BUMN menjadi perusahaan pelat merah yang mencari keuntungan, sekaligus sebagai agen pembangunan. Memang itu yang harus dikawal. Program strategi nasional sesuai porsi pembangunan. PT Wijaya Karya mendapat tugas untuk membangun infrastruktur. Itu kita pelototin betul.
Intinya para relawan sudah paham betul arah yang ingin dicapai Presiden Jokowi?
Paham. Para relawan yang tempo hari bergabung dengan 30 simpul-simpul relawan, saya lihat orang-orangnya profesional. Ada profesional dari akutansi, struktur konstruksi, bisnis dan sebagainya. Termasuk profesional di bidang turisme. Saya melihat teman-teman sudah ditempatkan satu demi satu di posisi yang tepat. Sebab mereka meng-apply CV (curriculum vitae).
Jadi tidak ada sekadar tunjuk untuk menjadi komisaris?
Enggak sekedar ambil. Ada CV-nya kita.
Kalau prosedurnya bagaimana?
Kalau yang lain saya enggak tahu. Tapi saya sendiri memberikan CV. Saya sampaikan, kalau diperlukan saya siap. Kalau enggak pun alhamdulillah. Saya sudah selesai dengan hidup saya. Jadi jangan ada dalam pikiran, asal menempatkan dan enggak ngerti nantinya berbuat apa. Jangan malah menjadi beban Presiden.
Jadi Anda masuk melalui Menteri BUMN?
Saya hanya menyampaikan CV. Jangan atas dasar balas jasa atau balas budi lalu menjadi komisaris. Yang seleksi Tim BUMN. Saya ditelepon, “Pak Nick, ada perintah untuk menjadi komisaris di PT Wijaya Karya. Bersedia?” Itu Deputi Infrastruktur (Kementerian BUMN) yang telepon.
Apa aktivitas Anda sebelumnya?
Saya berusaha di dunia konstruksi. Punya perusahaan sendiri. Saya punya manukfaktur dan wiraswasta. Dan saya berteman lama dengan beliau (Jokowi). Beliau di bidang mebel, saya di bidang elektrik.
Anda tinggal di Solo?
Saya di Jakarta.
Kapan kenal Jokowi?
Sudah lama, sejak saat sama-sama masih di Solo. Sebelum beliau menjadi walikota, saya sudah kenal. Berhubungan bisnis memang tidak, tapi saling tahu sebagai sesama pebisnis iya. Visinya beliau bagus, bahwa kuncinya kemajuan negara ini adalah percepatan infrastruktur.
Berarti benar Presiden Jokowi fokus infrastruktur?
Benar. Kuncinya di infrastruktur. Ibarat telur sama ayam. Investasi mau masuk, tapi infrastruktur belum siap. Investasi enggak ada, pertumbuhan ekonomi enggak ada. Masuknya dari infrastruktur dulu, kemudian konektivitas maritim dan sebagainya.
Kalau di Wika, proyek infrastrukutur nasional apa yang dikerjakan?
Banyak. Kereta cepat, pasti. Wika sedang mengerjakan empat jalan tol. Baru saja menang. Ada yang lagi kontruksi, ada juga yang melanjutkan infrastruktur yang dulu mangkrak.
Di mana contohnya?
Proyek tol Solo-Kertosono, Wika dapat beberapa ruas. Artinya, dulu investasi yang lama tidak ada progres. Kemudian diambil PU. Jalan tol ada empat, yakni Solo-Kertosono, Soreang-Pasir Koja, Bogor-Ciawi-Sukabumi, juga Samarinda-Balikpapan. Kalau pembangunan bndungan ada empat, seperti Pasar Loreng di Sulawesi dan Keureto di Aceh. Kemudian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta kita yang bangun.
Jadi pembangunan Terminal 3 Bandara Soetta digeber dengan targetnya kelar tahun ini?
Iya. Power plant juga.
Berapa power plant yang dikerjakan Wika?
Kalau EPC (Engineering Procurement Construction), Wika lagi bantu ekspansi di Cilacap sebesar 1.000 MW. Kemudian ada proyek PLTU di Kalimantan Barat yang mangkrak. Sebagai komisaris, kami mendorong Direksi Wika, “Bagaimana itu, memungkinkan nggak kita membantu pembangkit listrik di sana?” Sebab 2x25 MW itu sangat beharga sekali di Kalimantan Barat.
Apakah itu termasuk dalam mega proyek 35 ribu MW?
Masuk. Sebenarnya satu EPC yang telat. Saya ikut mendorong untuk melanjutkan kontruksi.
Sejak kapan Anda diangkat menjadi Komisaris Wika?
Saya ditugaskan sejak April 2015.
Wika apa tugasnya?
Kalau Adhi Karya dan Pembangunan Perumahan (PP) diarahkan ke perumahan. Waskita Karya diarahkan ke jalan tol. Wika diarahkan ke konstruksi sipil, jalan, bendungan dan gedung. Power plan kita juga sudah mulai masuk. Kebijakan ini diarahkan oleh Presiden. Dan hasil rapat terbatas diputuskan ada 7 holding BUMN.
Berapa banyak relawan di Posko Jokowi for Presiden (JKW4P) di Cemara 19 yang masuk ke komisaris?
Nggak banyak. Memang selektif betul. Ini kosong, kamu masuk. Nggak ada seperti itu.
Bagaimana kalau ada yang menuding bagi-bagi jabatan komisaris?
Nggak ada. Saya mengklarifikasi untuk diri sendiri. Saya sampaikan ke Bu Menteri BUMN (Rini Soemarno),”Kalau diperlukan, ini CV saya. Kalau ditugaskan saya siap. Kalau tidak diperlukan juga tidak masalah karena masih banyak ladang amal. ”Ya saya kan punya usaha. Begitu ditunjuk jadi komisaris, saya langsung mengundurkan diri dari direksi perusahaan. Biar enggak ada konflik kepentingan.
Ada arahan dari Presiden untuk memantau proyek-proyek nasional agar tepat waktu selesainya?
Dikumpulkan sih tidak pernah. Dipesan secara khusus tidak pernah. Tapi sekali lagi, chemistry sudah nyambung untuk melakukan apa. Kami sudah paham. Tidak perlu diajari lagi. Ini ada Perpres Nomor 3 tahun 2016 tentang “Percepatan Proyek Strategis Nasional”. Ini daftarnya. Mana yang dikerjakan Wika, itu yang kita genjot.
Apakah proyek yang dikerjakan Wika melalui tender?
Iya. Ada yang melalui tender, ada juga penugasan. Kalau jalan tol itu penugasannya ke Waskita Karya ada Perpresnya. Kalau kereta cepat, ada juga tugasnya. Apa tugasnya, ada di Perpres. Semua tugas itu tersambung dengan Nawacita. Misalnya proyek infrastruktur, bagaimana agar membawa manfaat semaksimal mungkin untuk menciptakan lapangan kerja baru. Makanya kita pelototin betul.
Bagaimana prinsip investasi yang Anda pahami?
Prinsip kita agar investasi asing masuk, maka berikan kepastian terhadap investasi mereka. Lalu uang dan teknologi datang ke negeri ini. Tapi datang jangan membawa tenaga kerja, karena bisa menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Itu kita perjuangkan. Jangan bawa ribuan tenaga asing ke sini. Kalau cuma operator eksavator, kita juga punya.
Tapi begitu bikin cetakan kereta cepat, bikin trase 800 ton, teknologinya memang kita belum punya. Jadi silahkan membawa ahlinya. Itupun tidak mentah-mentah datang dan merekakerjakan. Kita juga harus ikut. Ok kita bagi. Kamu ruas sekian, kilometer sekian. Kamu ajarin kita.
Maksud Anda ada transfer teknologi?
Ya harus ada transfer teknologi.
Sering kontak dengan Jokowi?
Kalau dekat banget nggak. Kenal iya. Tapi banyak orang juga kenal. Jadi saya nggak klaim dekat banget. Kami sehatilah.
Apakah benar, kalau penyelesaian infrastruktur pada 2019 bagian dari strategi dua periode Jokowi?
Kalau itu tanyakan ke Pak Jokowi. Kita prajurit bantu saja, apa program pemerintah.
Apakah ada forum teman-teman komisaris?
Kita komisaris dari unsur relawan ada komunitas. Kita sharing berbagai masalah. Dulu ketemunya di Warung Daun.
Berapa anggotanya?
Nggak hafal. Ada komunitas Grup WA (WhatsApp) terbatas. Ada belasan kali ya anggotanya. Saya nggak hitung.
Jokowi ikut dalam grup itu?
Nggak.
Semua dari simpul relawan?
Semua simpul relawan, khususnya di komisaris.
Grup WA yang Anda ikuti anggotanya komisaris dari berbagai BUMN?
Nggak, satu komunitas. Ada lagi komunitas perkebunan, aku masuk nggak nyambung. Ada komunitas BUMN infrastruktur, BUMN keuangan, perbankan, juga kontruksi.
Pernah bertemu dalam sebuah forum?
Ada, sekali di Warung Daun. Nggak pasti ketemunya. Saweran dulu baru ketemu dan ngumpul.
Apakah ada Ring 1 Presiden yang ikut kegiatan komunitas?
Selama ini tidak ada.
Kalau komunikasi?
Kalau struktural tidak ada. Relawan itu nggak biasa struktural. Mereka terus berkoordinasi.
Misal ada kejanggalan dalam proyek yang ditangani Wika, apakah Anda lapor ke Presiden?
Saya nggak begitu. Saya taat asas jalur struktur. Kalau di BUMN, komisaris itu wakil pemegang saham. Kalau ada apa-apa, saya buat laporan melalui surat komisaris ke pemegang saham, dalam hal ini kemeterian BUMN. Nggak mau saya potong-potong gitu. Nanti rusak sistemnya. Cuma kalau ditanya, saya yakin beliau (Presiden Jokowi) tahu si A di mana, si B di mana.
Pernah ditanya langsung soal penugasan oleh Presiden?
Kalian ingin tahu saja. Tidak ada pesan-pesan khusus. Kita tahu apa yang harus dikerjakan.
Kalau di BUMN infrastruktur, apakah ada relawan lainnya yang juga duduk di komisaris?
Ada.
Siapa saja relawan di Rumah Transisi yang jadi komisaris BUMN?
Saya dulu anggota Pokja Energi di Rumah Transisi. Banyak komisaris yang dulu aktif di Rumah Transisi. Menteri Pertanian itu relawan Pokja Pangan Rumah Transisi.
Semua simpul relawan masuk ke komisaris?
Nggak semua. Malah ribuan relawan kembali ke aktivitas masing-masing. Ada yang bisnis tekstil, industri kreatif, dsb.
Penulis: Kukuh Bhimo Nugroho
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti