tirto.id - Ketua Fraksi Golkar DPR RI Robert J Kardinal angkat bicara terkait desakan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tanjung yang meminta partai berlambang beringin itu segera menggelar Munaslub dalam menyikapi status tersangka Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
Robert menyatakan Akbar Tanjung harus bercermin dari kasus yang menimpanya. "Harusnya dia sendiri ingat dong. Pas dia kena kasusnya sama saja, sampai masuk penjara juga dia tetap jadi ketua Golkar dan ketua DPR. Masak buat orang lain berbeda. Kan tidak bisa begitu. Kan ada contoh Yurisprudensinya dia," kata Robert kepada Tirto, Kamis (20/7).
Selanjutnya, Robert menyatakan DPP Partai Golkar tidak akan menggelar Munaslub sesuai dengan keputusan pleno di DPP Golkar 18 Juli kemarin.
"Di DPP kan semua sudah sepakat, apa lagi?," katanya.
Kendati demikian, dirinya menyatakan partai Golkar akan menggelar pertemuan tingkat DPD I se-Indonesia, Jumat (21/7). "Besok kumpul lagi DPD I se-Indonesia. Kan yang menentukan daerah," katanya.
Saat ditanya kemungkinan Novanto akan diganti apabila resmi ditahan, Robert tidak ingin berandai-andai atas hal itu. Karena, menurutnya, Golkar masih menganut azas praduga tak bersalah.
"Jangan berandai-andai. Kan ada azas praduga tak bersalah," katanya.
Dirinya pun tidak bisa memastikan apakah Novanto akan mengajukan praperadilan atau tidak. Sebab, kata dia, sampai saat ini Novanto masih pada tahap mempelajari kasusnya.
"Apakah praperadilan? Kan belum tentu. Sekarang kan belum. Dia kan masih mengkaji dan segala macamnya. Belum mengarah ke sana," katanya.
Di sisi lain, Anggota Komisi III F Golkar DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan pernyataan Akbar Tanjung itu sah saja. "Silakan saja dia mendorong. Itu hak dia," kata Bambang pada Tirto di Kompleks DPR Senayan, Kamis (20/7).
Meski begitu, dirinya menyatakan dorongan semacam itu tidak ada dari Akbar Tanjung. Sebaliknya, menurutnya, itu hanya isu oleh pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi keruh Golkar.
"Enggak ada begitu. Saya enggak dengar," kata dia.
Sebelumnya diberitakan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung langsung menyuarakan perlunya kepemimpinan baru di Partai Beringin.
"Golkar harus mengambil langkah-langkah strategis ke depan, khususnya mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2019. Kalau hari ini Setya Novanto sudah ditetapkan jadi tersangka, ya sudah harus diputuskan langkah-langkah mendasar, yang penting, diambil Golkar dalam menghadapi agenda politik 2019," kata Akbar, Senin (17/7).
"Kita sudah perlukan adanya kepemimpinan baru yang akan memimpin Golkar dalam kondisi kritis yang amat genting ini supaya Golkar siap dalam menghadapi agenda politik 2018 dan 2019 ini," kata Akbar.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto