tirto.id - Terdapat tren kenaikan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif Covid-19 usai Idulfitri. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan, disiplin mematuhi protokol kesehatan, termasuk kepatuhan dalam penggunaan masker, jadi salah satu kunci mengendalikan perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Terkait dengan perilaku dalam disiplin prokes, kepatuhan (penggunaan masker) Sumatera Barat, Jambi, dan DIY 91 sampai 100 persen. Yang di bawah 60 persen adalah Sulteng dan Maluku. Kepatuhan ini adalah (hal) yang penting untuk penanganan Covid-19," kata Airlangga dalam konferensi pers yang tayang di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (7/6/2012).
Tren konfirmasi harian kasus Covid-19 sebelum Idulfitri ada di kisaran 5.000-6000 kasus perhari. Meski sempat turun pada sepekan usai Idulfitri (13 hingga 19 Mei), sejak 19 Mei terjadi tren kenaikan kembali ke titik 5.000-6.000 kasus per hari. Meski masih terkendali, kewaspadaan patut diterapkan.
"Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya," terang Airlangga dikutip laman resmi Kemenko Ekonomi.
Senada dengan Airlangga, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan lonjakan kasus COVID-19 usai libur lebaran masih berlangsung hingga awal Juli 2021.
“Berdasarkan pengalaman kita sebelumnya, puncak dari kenaikan kasus terjadi 5-7 minggu sesudah liburan. Jadi perkiraan kita, kita masih akan melihat adanya kenaikan kasus ini sampai akhir bulan ini atau awal bulan depan dengan persiapan yang sudah kita lakukan,” tutur Budi.
Alasan pemerintah menyebut perkembangan kasus Covid-19 terkendali adalah statistik. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 mingguan per 1 juta penduduk di Indonesia masih di bawah negara-negara lain.
Indonesia saat ini memiliki kasus terkonfirmasi mingguan 147 orang per 1 juta penduduk. Ini ada di bawah India (662 orang per 1 juta penduduk), Perancis (731 orang per 1 juta penduduk), atau Malaysia (1.607 orang per 1 juta penduduk).
Di Indonesia, jika dikelompokkan berdasarkan provinsi, terdapat 5 provinsi dengan kasus aktif Covid-19 terbesar. Kelima provinsi ini berkontribusi atas 65% kasus aktif tingkat nasional. Kelimanya adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau.
Sementara itu, jika dikelompokkan berdasarkan pulau, provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4% dari total kasus aktif Covid-19 nasional. Sementara itu, provinsi di Sumatera berkontribusi hingga 26,5%.
Penanganan pandemi Covid-19 di sisi hulu, yaitu meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan, jadi kunci.
Langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan hindari kerumunan, juga mencuci tangan pakai sabun. Sementara masyarakat menerapkan 3M, pemerintah menggalakan 3T (testing, tracing, dan treatment) di samping vaksinasi Covid-19.
Daam rilis Kemenko Perekonomian, provinsi dengan tingkat kepatuhan tertinggi dalam penggunaan masker adalah Sumatera Barat, Jambi, dan DIY yang mencapai 91-100%. Sementara itu, kepatuhan dalam rentang 76-90% terdapat di antaranya di Aceh, Banten, dan Jawa Tengah.
Berikutnya, kepatuhan 61-75% terdapat di Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Selatan. sedangkan yang terkecil kurang dari 60% di Sulawesi Tengah dan Maluku.
Dalam konferensi pers yang sama, Budi Gunadi Gunawa menekankan intensifikasi dalam upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) atau pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan. Terkait pelacakan atau tracing, ia meminta masyarakat untuk tidak menolak.
“Tracing-nya jangan ditolak. Tidak usah khawatir kita tanyakan, supaya kita bisa mengurangi laju penularan. Siapa saja yang terdekat, rekan-rekan terdekat, kemudian kita tes,” ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 hingga Selasa (8/6/2021) terdapat total 1.869.325 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh Indonesia. Sementara itu, 99.963 di antaranya adalah kasus aktif.
Jumlah kasus sembuh mencapai 1.717.370 orang (91,9 persen) sedangkan jumlah orang meninggal karena pengaruh Covid-19 mencapai 51.992 (2,8 persen).
Dalam peta zonasi risiko Covid-19 per 6 Juni 2021, terdapat 17 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang masuk zona merah (risiko tinggi) atau 3,31 persen. Sementara itu, 331 kabupaten/kota ada di zona oranye (risiko sedang) atau 64,40 persen.
Total 158 kabupaten/kota masuk zona kuning (risiko rendah) atau 30,74 persen. Sementara itu 7 kabupaten/kota tidak ada kasus, dan 1 wilayah tidak terdampak.
Editor: Agung DH