Menuju konten utama

Kemenkeu: Dana Insentif Daerah Efektif Redam Inflasi di Oktober

Febrio Kacaribu mengatakan, rendahnya inflasi pada Oktober akibat harga pangan hortikultura masih melanjutkan tren menurun di tengah kenaikan harga beras.

Kemenkeu: Dana Insentif Daerah Efektif Redam Inflasi di Oktober
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Febrio Nathan Kacaribu, S.E., MIDEC., Ph.D., (ANTARA/Foto: Humas UI)

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,71 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan posisi sebelumnya atau September 2022 yang hampir menyentuh 6 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, rendahnya inflasi pada Oktober akibat harga pangan hortikultura masih melanjutkan tren menurun di tengah kenaikan harga beras. Sementara, rambatan dampak kenaikan BBM terus mengecil.

Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat melambat menjadi 7,2 persen (yoy) dari September yang mencapai 9,02 persen. Secara bulanan atau month to month (mtm), inflasi volatile food, mengalami deflasi sebesar 1,49 persen.

"Melimpahnya stok pangan hortikultura mendorong penurunan harga, seperti pada aneka cabai, produk unggas, dan tomat. Di sisi lain, harga beras mengalami peningkatan dipengaruhi oleh kelangkaan pupuk dan pengaruh cuaca yang mengganggu produksi panen gadu," kata Febrio dalam pernyataannya, Rabu (2/11/2022).

Febrio menuturkan pemerintah sudah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pangan agar inflasi pangan tetap terkendali.

Hal ini terbukti memberikan hasil yang positif, sehingga penggunaan berbagai anggaran seperti anggaran ketahanan pangan dan anggaran infrastruktur untuk memperlancar penyediaan pangan mudah dan terjangkau akan terus diperkuat.

"Dana Isentif Daerah (DID) yang diberikan kepada pemerintah daerah juga terbukti efektif mendorong daerah untuk lebih bekerja keras lagi dalam pengendalian inflasi di wilayahnya,” kata Febrio.

Di sisi lain, ia memahami inflasi inti masih melanjutkan tren naik secara moderat, mencapai 3,3 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen (yoy). Ini didorong oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran seperti perumahan, transportasi, pendidikan, dan jasa penyediaan makanan dan minuman/restoran.

"Kenaikan inflasi inti mencerminkan peningkatan permintaan domestik secara keseluruhan sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi,” lanjut Febrio.

Sementara inflasi administered price bergerak stabil pada 13,3 persen (yoy) didorong oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM (bensin dan solar) di September. Dalam upaya menekan inflasi bantuan sosial tambahan berupa bantuan langsung tunai dan bantuan subsidi upah terus disalurkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat.

Berbagai upaya terus ditempuh untuk mengendalikan inflasi baik di pusat maupun daerah, terutama untuk meredam dampak rambatan kenaikan BBM. Operasi pasar digelar di berbagai daerah untuk menjaga stabilitas harga pangan dengan koordinasi antara TPIP dan TPID.

“Peran Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah berhasil menjaga inflasi volatile food. Kinerja baik ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Ke depan, tekanan inflasi terkait efek musiman khususnya musim penghujan masih harus diwaspadai bersama,” tutup Febrio.

Baca juga artikel terkait INFLASI OKTOBER 2022 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang