Menuju konten utama

Kemenkes akan Pisahkan Tempat Karantina Khusus Pasien Omicron

Saat ini RSDC Wisma Atlet & RSPI Sulianti Suroso di Jakarta sudah digunakan untuk mengkarantina orang yang tertular Omicron.

Kemenkes akan Pisahkan Tempat Karantina Khusus Pasien Omicron
Seorang WNI yang sebelumnya diduga tertular virus corona (nCov), dinyatakan negatif tak terinfeksi oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sabtu (25/1). ANTARA/Afra Augesti/Pamela Sakina/Andi Bagasela/Sizuka

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong pelaksanaan isolasi pasien tertular COVID-19 varian Omicron di fasilitas karantina terpusat. Tujuannya mengurangi risiko penularan Omicron yang sudah terdeteksi sebanyak 47 kasus di Indonesia.

"Kemarin mungkin tidak bergejala kami lakukan isolasi mandiri (isoman), ke depan kami akan dorong yang positif Omicron dilakukan isolasi terpusat," kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti dari Jakarta, Selasa (28/12/2021) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan bahwa karantina pasien yang terinfeksi Omicron saat ini sudah dilakukan secara terpisah. Pemerintah memanfaatkan fasilitas isolasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Suroso di Jakarta untuk mengkarantina orang yang tertular Omicron.

Kementerian Kesehatan hingga Selasa (28/12) melaporkan 47 kasus penularan Omicron di Indonesia, 46 di antaranya merupakan kasus impor dan satu lainnya kasus transmisi lokal.

Nadia menjelaskan bahwa pendeteksian awal penularan Omicron masih dilakukan berdasarkan kecurigaan petugas karena belum ada petunjuk ilmiah akurat mengenai gejala klinis spesifik yang dialami oleh orang yang terserang varian virus tersebut.

Dia menekankan pentingnya orang yang melakukan perjalanan atau mengalami gejala sakit setelah melakukan kontak erat dengan orang yang melakukan perjalanan menjalani karantina dan melapor ke petugas puskesmas untuk mencegah penularan Omicron.

"Ini penting untuk batasi penularan Omicron lebih lanjut," katanya.

Dia juga mengemukakan perlunya penguatan pengawasan terhadap pelaku perjalanan di dalam negeri setelah munculnya transmisi lokal Omicron.

"Mobilitas mempengaruhi potensi lonjakan kasus. Kami akan memperkuat untuk mobilitas atau pergerakan lokal, terutama di akhir tahun. Artinya kami melakukan perjalanan dengan mode transportasi apa pun harus sudah divaksinasi dan memiliki (hasil) rapid tes antigen 1x24 jam," katanya.

Nadia mengatakan bahwa pemerintah akan memperkuat pelacakan kasus untuk mendeteksi penularan Omicron dan memastikan orang yang tertular menjalani karantina untuk mencegah penularan virus meluas.

"Mekanisme laboratorium ketika temukan kasus positif segera ditautkan dengan puskesmas setempat, memastikan pasien yang bersangkutan melakukan isolasi dan (mendapat) akses pelayanan medis, apakah pasien bisa lakukan isolasi memadai atau isolasi terpusat sambil menunggu hasil positif Omicron atau tidak," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KASUS VARIAN OMICRON

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto