Menuju konten utama

Katsuko Saruhashi, Risetnya Dorong Larangan Uji Coba Bom Nuklir

Google Doodle hari ini memperingati kelahiran ahli geokimia asal Jepang, Katsuko Saruhashi.

Katsuko Saruhashi dalam Google Doodle 22 Maret 2018.

tirto.id - Katsuko Saruhashi muncul dalam Google Doodle edisi 22 Maret 2018. Saruhashi adalah ahli geokimia asal Jepang yang lahir pada 22 Maret 1920 dan meninggal 29 September 2007. Hari ini merupakan ulang tahun kelahiran Saruhashi yang ke-98.

Saruhashi populer karena sejumlah temuannya di bidang geokimia. Dia merumuskan metode pengukuran akurat terhadap kandungan asam karbonat di air laut berdasarkan kondisi suhu, tingkat pH dan klorinitas.

Metode pengukuran itu kemudian disebut dengan istilah Saruhashi’s Table. Bagi para peneliti di bidang oseanografi—ilmu yang mempelajari fenomena fisis dan dinamis air laut—metode temuan Saruhashi tersebut sangat berharga.

Dia menjadi peneliti yang mengawali pengukuran secara tepat kandungan karbon dioksida dan bahan radioaktif di air laut. Saruhashi juga berjasa mengembangkan teknik melacak perjalanan jatuhan radioaktif di laut.

Hasil riset Saruhashi itu menjadi salah satu alasan ilmiah untuk mendesak adanya pelarangan uji coba bom nuklir, terutama di Samudera Pasifik. Sebelum itu, pada 1950-an, Amerika Serikat dan Uni Soviet serta beberapa negara aktif melakukan percobaan bom nuklir di atmosfer. Pada 1963, akhirnya AS, Soviet dan Inggris meneken Limited Test Ban Treaty. Traktat itu melarang uji coba bom nuklir di atmosfer, angkasa dan bawah air.

Ilmuwan kelahiran Tokyo itu menempuh kuliah S1 di Universitas Toho dan lulus pada 1943. Di tengah kuliahnya, Saruhashi bertemu ahli bidang meteorologi, yang bekerja untuk pemerintah Jepang, yakni Yasuo Miyake. Di kemudian hari, Miyake jadi mentor Saruhashi.

Usai perang dunia II, Miyake merekrut Saruhashi untuk bekerja sebagai asisten peneliti Laboratorium Geokimia milik pemerintah Jepang. Miyake lalu mendorong Saruhashi meneliti konsentrasi karbon dioksida di air laut, pada 1950. Saat itu, menurut Saruhashi, hampir tak ada ilmuwan yang berfokus meneliti obyek risetnya, demikian tertulis di buku "A to Z of Women in Science and Math".

Semasa hidupnya, Saruhashi mencapai sejumlah prestasi yang menginspirasi banyak akademikus perempuan. Saruhashi tercatat sebagai doktor perempuan pertama pada bidang kimia di Universitas Tokyo. Dia meraih gelar itu pada 1957.

Saruhashi juga merupakan perempuan pertama yang dipilih menjadi anggota Dewan Ilmu Pengetahuan Jepang (the Science Council of Japan) pada 1980. Tak hanya itu, Saruhashi juga ilmuwan perempuan pertama yang meraih penghargaan Miyake Prize di bidang geokimia di tahun 1985.

Pada 1981, dia menginisiasi pemberian penghargaan tahunan terhadap peneliti perempuan yang berjasa terhadap perkembangan sains. Penghargaan itu mengabadikan namanya, yakni Saruhashi Prize.

Dalam keterangan resminya, Google menghormati peran Saruhashi karena menilai kontribusinya luar biasa bagi sains. Namanya diangkat google doodle juga untuk menginspirasi banyak ilmuwan muda, terutama dari kalangan perempuan.

“Banyak perempuan memiliki kapasitas untuk menjadi ilmuwan hebat. Saya berharap bisa melihat masa ketika banyak perempuan mampu berkontribusi terhadap sains dan teknologi setara dengan laki-laki,” demikian salah satu pernyataan Katsuko Saruhashi yang dicatat oleh Google.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom