Menuju konten utama

Kandidat Obat Corona Hydroxychloroquine, Waspadai Efek Sampingnya

Hydroxychloroquine disebut-sebut berpotensi menjadi obat untuk COVID-19 tetapi efektivitasnya masih menjadi perdebatan

Kandidat Obat Corona Hydroxychloroquine, Waspadai Efek Sampingnya
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hydroxychloroquine, kandidat obat untuk pasien virus corona COVID-19 diuji klinis pada manusia pada pekan ini.

Hal ini diumumkan oleh National Institute of Health (NIH) di Amerika Serikat. Sebagaimana dilaporkan Medical Daily yang dikutip Antara, NIH mengatakan uji klinis hydroxychloroquine dimulai dengan melibatkan peserta yang terdaftar di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

NIH menjelaskan, sekitar 500 orang dewasa yang saat ini dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 atau di unit gawat darurat juga menjadi partisipan uji klinis.

“Obat ini telah menunjukkan aktivitas antivirus, kemampuan untuk memodifikasi aktivitas sistem kekebalan tubuh, dan memiliki profil keamanan pada dosis yang sesuai, yang mengarah pada hipotesis obat ini juga berguna dalam pengobatan COVID-19,” kata pihak NIH.

Selama uji coba, beberapa pasien akan diobati dengan hydroxychloroquine sementara yang lain tidak.

Namun, semua peserta dalam penelitian ini akan menerima perawatan klinis sesuai indikasi untuk kondisi mereka.

Hydroxychloroquine disebut-sebut berpotensi menjadi obat untuk COVID-19 tetapi efektivitasnya masih menjadi perdebatan para ahli kesehatan.

Beberapa ahli memperingatkan masih terlalu dini untuk memutuskan obat malaria ini pilihan yang manjur untuk pasien COVID-19.

Studi pendahuluan menunjukkan obat ini melindungi sel-sel dari virus. Percobaan klinis pada manusia dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya dalam merawat pasien virus corona.

Hydroxychloroquine bukannya tanpa risiko karena penggunaan jangka pendek pun dapat menyebabkan aritmia jantung, kejang, reaksi dermatologis dan hipoglikemia.

Hydroxychloroquine menjanjikan dalam pengaturan laboratorium terhadap SARS-CoV-2 dan laporan awal menunjukkan potensi kemanjuran. Namun, kami benar-benar membutuhkan data uji klinis untuk menentukan apakah hydroxychloroquine efektif dan aman dalam mengobati COVID-19," kata direktur Penyakit Paru di National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI), James P. Kiley.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH