tirto.id - Presiden Joko Widodo memamerkan perekonomian Indonesia yang tumbuh sekitar 5 persen di tengah ketidakpastian ekonomi dunia saat ini. Menurut Jokowi, inflasi juga berhasil terjaga di kisaran 3,5 persen.
Adapun Jokowi menyebutkan realisasi inflasi pada Juli 2018 yang berhasil ditekan hingga 0,59 persen. Capaian tersebut diklaimnya sebagai yang terendah dibandingkan inflasi saat hari besar keagamaan nasional dalam tujuh tahun terakhir.
“Ini sebuah pencapaian yang luar biasa untuk menjaga daya beli masyarakat,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato dalam Sidang Bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (16/8/2018).
Lebih lanjut, Jokowi mengklaim pertumbuhan ekonomi dan inflasi tersebut membuat perekonomian Indonesia jadi lebih berkualitas dan dapat dirasakan dampaknya secara langsung. Ia pun mengatakan bahwa pemerintah secara serius memperhatikan keadilan ekonomi, khususnya bagi 40 persen masyarakat di lapisan bawah.
Selain dari skala makroekonomi, Jokowi juga menyebutkan bahwa angka pengangguran terbuka turun menjadi 5,13 persen per Februari 2018. Tak lupa, ia turut menyampaikan terkait data BPS (Badan Pusat Statistik) yang mencatat bahwa persentase angka kemiskinan Indonesia turun ke angka satu digit, yakni 9,82 persen pada Maret 2018.
“Kita sudah berhasil menekan angka kemiskinan dari 28,59 juta atau 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 25,95 juta atau 9,82 persen pada Maret 2018,” ujar Jokowi.
Dalam rangka menjamin perlindungan bagi keluarga miskin, Jokowi mengatakan Program Keluarga Harapan (PKH) terus meningkat cakupannya dari tahun ke tahun. Pada 2014, Jokowi menyebutkan penerima PKH hanya tercatat sebanyak 2,7 juta keluarga. Jumlah tersebut lantas meningkat pada 2016, menjadi hampir 6 juta keluarga. Sementara pada 2018, pemerintah menargetkan jumlah penerima PKH bisa secara bertahap mencapai 10 juta keluarga.
Seiring dengan hal tersebut, jumlah penerima bantuan iuran (PBI) JKN juga mengalami peningkatan secara bertahap. Pada 2014, pemerintah mencatat penerimanya sebanyak 86,4 juta jiwa, sedangkan per Mei 2018, jumlahnya sudah sekitar 92,4 juta jiwa.
“Total kepesertaan BPJS Kesehatan sendiri telah mencapai lebih dari 199 juta orang dan akan terus ditingkatkan agar jangan ada rakyat Indonesia yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan karena kendala biaya,” ucap Jokowi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora