tirto.id - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 4 tokoh di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Penganugerahan ini diberikan bersamaan perayaan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November.
Keempat tokoh itu yakni Tombo Lututu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Usmar Ismail dari DKI Jakarta, Raden Aria Wangsakara dari Banten.
Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional ini dimulai dengan pemutaran lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Jokowi.
"Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, mengheningkan cipta dimulai," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu.
Acara digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Mensesneg Pratikno. Turut hadir pula Menkopolhukam Mahfud MD.
Surat keputusan presiden 109 dan 110 TK tahun 2021 tentang Penganugerahan gelar pahlawan nasional dan tanda kehormatan bintang jasa dibacakan oleh Sekretaris Militer Marsda Tonny Harjono. Keputusan tersebut diteken Jokowi pada 25 Oktober 2021 lalu.
Ahli waris keempat pahlawan nasional tersebut hadir di Istana Negara. Usai upacara, Jokowi menyapa dan memberikan selamat kepada mereka.
Selain memberikan gelar pahlawanan nasional, Jokowi juga memberikan tanda jasa kepada 300 tenaga kesehatan (nakes). Sebanyak 223 orang menerima tanda kehormatan bintang jasa pratama. Penerimaan tanda kehormatan tersebut diwakili oleh keluarga (Alm) I Ketut Surya Negara, dokter RSUP Sanglah Denpasar Provinsi Bali; dan (Alm) Sucilia Indah, perawat RSUP dr Sitanala Tangerang, Banten.
Kemudian, sebanyak 77 orang menerima tanda kehormatan bintang jasa nararya. Penerimaan tanda kehormatan tersebut diwakili keluarga (alm) Emialoina Lasia Carolin, bidan pada puskemas Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta.
Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Wahai Tuhan yang memuliakan para pahlawan, tuntunlah kami menuju masa depan terang penuh harapan, mewujudkan cita-cita para syuhada pembela kebenaran menjadi bangsa yang merdeka, yang makmur dan Berkeadilan," tutur Yaqut.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan