Menuju konten utama

Jokowi Bantah Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Mulai 17 Agustus

Menurut Jokowi, rencana pembatasan BBM bersubsidi belum dipikirkan dan belum dibahas dalam rapat. 

Jokowi Bantah Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Mulai 17 Agustus
Nelayan menyiapkan perbekalan BBM sebelum melaut di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/nz.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengaku belum memikirkan rencana pembatasan subsidi BBM yang sebelumnya dilontarkan oleh Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. Jokowi menyebut belum ada pembahasan perihal pembatasan BBM dalam rapat di Kabinet Indonesia Maju.

"Nggak, belum ada pemikiran ke sana, belum rapat juga," kata Jokowi saat akan berangkat ke Abu Dhabi, di Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa (16/7/2024).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut akan segera membatasi pembelian atau penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang berlaku mulai 17 Agustus 2024. Hal ini sebagai langkah efisiensi anggaran.

"Kita berharap 17 Agustus ini orang yang tidak berhak mendapat BBM subsidi akan bisa kita kurangin," ujarnya pada akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (10/7/2024).

Luhut secara khusus mewanti-wanti defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang diproyeksi akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara.

Defisit yang melebar, juga ditambah dengan pendapatan negara yang diproyeksi tidak mencapai target. Penurunan penerimaan terutama disebabkan oleh merosotnya setoran PPh badan dari perusahaan-perusahaan berbasis komoditas yang terkena dampak penurunan harga komoditas secara tajam.

"Sebetulnya pemerintah sudah mengantisipasi hal ini dengan melakukan penerapan digitalisasi di semua sektor. Saya ambil contoh Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara). Sistem terintegrasi ini dapat menekan selisih angka terkait data mineral di antaranya batu bara, nikel, dan lain-lain," tulisnya.

Dengan semakin kecil potensi selisih perbedaan tersebut, tentu akan menekan juga potensi kerugian negara.

Selain bakal mengurangi penyaluran BBM subsidi, Luhut juga berencana mendorong alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Hal ini diupayakan agar mampu mengurangi kadar polusi udara, tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini juga tergolong rendah.

"Jika kita mampu melakukan ini, jumlah penderita ISPA bisa kita tekan dan pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa kita hemat sampai Rp38 triliun," tutur Luhut.

Baca juga artikel terkait BBM BERSUBSIDI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash news
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi