Menuju konten utama

Industri Lesu, INDEF: Pemerintah Terlambat Antisipasi Barang Impor

Pemerintah seharusnya menyadari risiko dari banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia. Sebab secara kualitas dan harga dapat lebih kompetitif dari produk lokal sehingga menyulitkan perusahaan asal Indonesia bersaing.

Industri Lesu, INDEF: Pemerintah Terlambat Antisipasi Barang Impor
Aktivitas bongkar muat ekspor impor di Pelabuhan New Priok, Jakarta, tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ekonom Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia telah menyebabkan kinerja industri di Indonesia menurun.

Menurut Bhima hal ini terlihat dari perusahaan tekstil Indonesia yang sempat mengalami kesulitan keuangan.

“Kita bisa liat kenapa banjir barang impor langsung memukul produsen barang dalam negeri. Khususnya Duniatex itu kan dia enggak jual barang eskpor tapi buat domestik juga,” ucap Bhima kepada wartawan saat ditemui usai diskusi di Millenium Sirih pada Rabu (31/7/2019).

Bhima mengatakan pemerintah seharusnya menyadari risiko dari banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia.

Sebab secara kualitas dan harga dapat lebih kompetitif dari produk lokal sehingga menyulitkan perusahaan asal Indonesia bersaing.

Sementara untuk kasus Duniatex, Bhima meyakini ada sejumlah besar produk tekstil yang masuk ke Indonesia.

Alhasil ketika penjualan dan pangsa pasar berkurang, maka perusahaan wajar dapat mengalami kesulitan keuangan.

“Ini karena impor dibuka dan enggak ada pembatasan bea masuk. Terakhir baru sadar impor barang konsumsi diperketat,” ucap Bhima.

Disamping itu, Bhima juga mencontohkan kasus masuknya baja impor dalam jumlah besar. Menurutnya pemerintah sempat terlambat mengantisipasi masalah dari pengecekan post border yang sempat memoloskan sejumlah besar masuknya baja murah.

Alhasil ia tidak heran bila dampaknya sempat memukul cukup keras industri baja seperti PT Krakatau Steel (KRAS). Lalu tidak lama setelahnya BUMN itu mengalami kesulitan keuangan hingga saat ini.

“Selain konsumsi itu juga bahan baku banyak. Industri baja kita enggak compete. Enggak bisa kita salahin 100 persen impor tapi antisipasinya aja telat. Permendag itu yang post border,” ucap Bhima.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari