Menuju konten utama

IMF Proyeksi Perlambatan Ekonomi Global Terjadi hingga 2023

IMF memperkirakan perekonomian global berada pada kisaran 3,2 persen pada 2022. Melambat hingga 2,7 persen di 2023 dibandingkan outlook pada Juli 2022.

IMF Proyeksi Perlambatan Ekonomi Global Terjadi hingga 2023
Ilustrasi gedung IMF. FOTO/Istocphoto

tirto.id - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan perlambatan ekonomi global terus terjadi hingga 2023. Hal itu seiring belum membaiknya kondisi geopolitik maupun tingginya tekanan inflasi dunia.

"Terdapat tiga tantangan yang mempengaruhi perlambatan, konflik di Ukraina, tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi di China," kata Economic Counsellor IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam jumpa pers World Economic Outlook (WEO) di Washington DC dikutip dari Antara, Rabu (12/10/2022).

Dalam laporan WEO terbaru, IMF memperkirakan perekonomian global berada pada kisaran 3,2 persen pada 2022. Melambat hingga 2,7 persen di 2023, atau menurun 0,2 persen dibandingkan outlook pada Juli 2022.

Gourinchas menjelaskan sebagian besar negara mengalami kontraksi hingga tahun depan dengan perekonomian terbesar seperti AS, Uni Eropa dan Cina akan melanjutkan tren perlambatan.

"Singkatnya, kemungkinan terburuk masih akan datang dan bagi sebagian besar orang, 2023 akan terasa seperti resesi," katanya Gourinchas.

Gourinchas menjelaskan terdapat sejumlah upaya sebagai mitigasi untuk menghadapi ketidakpastian global kedepannya. Seperti memperkuat bantalan fiskal yang sudah terbukti bermanfaat selama krisis di masa pandemi.

Selanjutnya, menurut dia, kebijakan fiskal harus bersinergi dengan kebijakan moneter, terutama dalam mengatasi potensi tingginya inflasi global yang diperkirakan meningkat hingga akhir 2022.

"Bertindak sebaliknya akan menghambat upaya pengendalian inflasi, memberikan risiko lebih lanjut, meningkatkan biaya dan mengganggu stabilitas sistem finansial," katanya.

Kemudian, upaya untuk mengatasi kenaikan harga energi harus dilakukan melalui koordinasi, agar pasokan dan permintaan tidak terganggu, termasuk menyediakan insentif bagi masyarakat yang terdampak harga energi.

Terakhir, mendorong upaya penguatan sumber daya manusia, digitalisasi, energi hijau, diversifikasi rantai pasokan sangat penting untuk membuat perekonomian lebih berdaya tahan ketika krisis sewaktu-waktu hadir kembali.

Baca juga artikel terkait PERLAMBATAN EKONOMI GLOBAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin