tirto.id - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan peringatan akan ada tahapan kenaikan permintaan dan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi dalam waktu menuju bulan suci Ramadan.
Wasekjen Kajian Penelitan & Pengembangan DPP IKAPPI Putri Bilanova menjelaskan, pada fase pertama, biasanya terjadi pada tiga sampai satu minggu menjelang Ramadan.
"Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi. Kita memiliki masyarakat yang turun temurun berbudaya dalam menyambut awal Ramadan menyajikan makanan-makanan istimewa. Maka kami berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki," jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (25/3/2022).
Kemudian ada pula fase kedua, pada fase ini terjadi tujuh sampai tiga hari menjelang Idul Fitri. Dalam waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan, lalu melonjak tinggi di penghujung ramadan menuju ke Hari Raya Idul Fitri.
"Biasanya pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan pada Hari Raya, maka permintaan pun akan melonjak tinggi.
Kami harap dalam fase ini, kita dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar. Fase kedua ini banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik Lebaran," kata dia.
Kemudian fase selanjutnya adalah fase ketiga, fase akhir Ramadan ini terjadi waktu setelah Idul Fitri. Pada 2-3 Hari setelah lebaran dimana banyak komoditas tidak dapat ditemui di pasar tradisional karena banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.
"Fase ini juga rawan, kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2022," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri