tirto.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) siap siaga membantu korban bencana erupsi di fasilitas dan posko kesehatan di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat.
Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi, mengatakan IDI Wilayah Sumatera Barat berkoordinasi dengan IDI cabang di area yang terdampak seperti IDI Cabang Agam, IDI Cabang Tanah Datar, IDI Cabang Padang Panjang, dan IDI Cabang Bukittinggi.
"Kami juga bersinergi dengan sejumlah lembaga terkait seperti BNPB, BMKG, dan Kedokteran Kepolisian," demikian pernyataan Adib dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (7/12/2023).
Pom Harry Satria, Wakil Ketua II PB IDI menambahkan, IDI bersama lembaga terkait telah melakukan operasional Puskesmas 24 jam di wilayah terdampak. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan para tenaga kesehatan setempat dibantu relawan Tim Bantuan Medis Hippocrates Emergency Team Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, serta para dokter dari kepolisian.
"Untuk penanganan lebih lanjut, para korban yang dievakuasi dirujuk ke Fasilitas Kesehatan di Padang Panjang dan Bukittinggi," tutur Harry.
Lebih lanjut, Ketua IDI Wilayah Sumatra Barat, Roni Eka Sahputra, menyampaikan IDI Wilayah Sumatera Barat menggandeng sejumlah perhimpunan profesi di bawah naungan IDI untuk melakukan screening dampak paska erupsi di sekitar wilayah Gunung Marapi.
Selain itu, Roni menjelaskan 75 orang pendaki yang namanya terdaftar di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sudah ditemukan semua. 23 orang diantaranya meninggal dunia, dan sisanya luka-luka baik berat maupun ringan.
"Pada korban meninggal dunia ditemukan luka fraktur di bagian kepala dan tubuh akibat tertimpa batu-batu besar dari erupsi dan juga karena semburan panas secara langsung karena posisi para pendaki sebagian besar berada di puncak gunung," urai Roni.
PB IDI mengimbau, masyarakat luas yang ingin melakukan pendakian di gunung berapi aktif maupun pasif di seluruh wilayah Indonesia untuk lapor terlebih dahulu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebelum melakukan pendakian.
Pendaki juga diharapkan tidak memaksakan diri untuk melakukan aktivitas pendakian apabila situasi tidak memungkinkan.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang