Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Ibrahim Afellay: Muslim Teladan yang Dihancurkan Cedera

Pesepkbola muslim teladan Belanda, Ibrahim Afellay, mengalami karier yang kurang mengenakkan akibat digerus cedera.

Ibrahim Afellay: Muslim Teladan yang Dihancurkan Cedera
Ibrahim Afellay saat memperkuat Stoke City. (Foto AP / Rui Vieira)

tirto.id - Ibrahim Afellay sempat digadang-gadang menjadi pemain penting bagi masa depan sepak bola Belanda. Namun, karier pesepakbola yang pernah dinobatkan sebagai "Muslim Teladan Belanda" tahun 2005 silam ini justru hancur digerus cedera.

Lahir di Utrecht, Belanda, tanggal 2 April 1986, pemain yang kini berusia 34 tahun ini berasal dari keluarga imigran muslim. Keluarganya adalah kelompok etnis Riffian yang berasal dari Maroko.

Sejak kecil, Affelay sudah menjadi anak yatim lantaran sang ayah meninggal dunia. Ia bersama empat saudaranya, dua perempuan dan dua laki-laki, dibesarkan oleh sang ibu. Affelay mengilustrasikan masa kecilnya sebagai "seorang bocah yang menyukai sepak bola”.

Hobi Afellay membawanya ke klub lokal, USV Elinkwijk, di mana ia memulai karier di lebel junior. Bakat Afellay kemudian tercium oleh raksasa klub kasta tertinggi Liga Belanda atau Eredivisie, PSV Eindhoven.

PSV memboyong Affelay ke akademi mereka pada 1996. Di Eindhoven, ia tumbuh menjadi pemain berbakat yang rendah hati, kemudian menjalani debut profesionalnya di skuad utama pada 4 Februari 2004.

Muslim Teladan Belanda

Ibrahim Afellay dinobatkan sebagai Moslim Van Het Jaar atau Muslim Teladan Belanda tahun 2005 yang diadakan oleh media terkemuka Wij Blijven Hier. Affelay yang saat itu baru berusia 19 tahun memperoleh 30 persen dari 10 ribu suara yang masuk.

"Saya tidak percaya. Ada begitu banyak orang yang saya pikir jauh lebih aktif dan lebih baik, sementara saya hanya sibuk dengan pekerjaan saya," kata Affelay merendah terkait penghargaan itu, dikutip dari Trouw.

Sosok Affelay memang dikenal sebagai pesepakbola muslim yang taat. Ia tidal pernah membatalkan puasa Ramadan meskipun harus latihan dan menjalani pertandingan.

“Saya memainkan laga yang sangat ketat dan itu menuntut banyak hal dari Anda. Saya kehilangan banyak energi," ucap Afellay kepada Wij Blijven Hier pada Januari 2006.

"Tetapi karena saya tahu mengapa saya melakukannya [puasa], saya mendapat lebih banyak kekuatan dan energi darinya, jadi saya tidak sadar bahwa saya belum makan seharian,” tambahnya.

“Orang-orang seharusnya tidak menganggap saya istimewa karena saya berpuasa saat bertanding. Saya pikir ini hanya bagian darinya [Islam], dan agama tetap nomor satu bagi saya,” tandas Affelay.

Di lapangan hijau, karier Afellay saat membela PSV dianggap sangat menjanjikan. Selama 8 musim di Eindhoven, ia telah menjalani 217 pertandingan dan 38 gol di semua ajang.

Begitu pula di Timnas Belanda yang diperkuatnya sejak 2007. Ia menjadi idola publik negeri kincir angin dengan mencatatkan 53 caps dan 7 gol untuk De Oranje.

Barcelona Awal Petaka

Penampilan gemilang Afellay di PSV membuat Barcelona terpikat. Klub raksasa La Liga Spanyol itu memboyongnya pada Januari 2011 dengan mahar 3 juta euro. Saat itu, Affelay berusia 24 tahun.

Namun, gelandang serang yang sempat dijuluki “penerus Iniesta” ini kesulitan menemukan performa terbaiknya di Spanyol. Affelay juga mulai bermasalah dengan cedera yang merupakan awal petaka bagi kariernya nanti.

Afellay tampil 28 kali dan hanya mencetak dua gol dan satu assist untuk Barcelona di musim perdananya. Musim 2011/2012, ia hanya tampil 5 kali sebelum dipinjamkan ke Schalke 04 di musim selanjutnya.

Berseragam Schalke 04 di Jerman pun karier Afellay tidak berjalan mulus. Ia kembali didera cedera otot yang memaksanya menepi lebih dari 430 hari.

Afellay akhirnya dilepas Barcelona pada 2015 dan pindah ke klub Inggris, Stoke City. Lagi-lagi pemain Belanda berdarah Maroko ini belum mampu mengembalikan sentuhan magisnya seperti dulu.

Sempat bermain reguler di Stoke City pada musim 2015/2016, Afellay harus beristirahat panjang pada 2016 dan 2017 lantaran mengalami cedera lagi.

Pulang ke Eindhoven

Affelay dilepas Stoke City dan melewatkan musim 2018/2019 tanpa klub. Ia kembali ke klub yang membesarkan namanya, PSV Eindhoven, pada Juli 2019 saat usianya sudah menginjak 34 tahun.

Tanggal 7 Desember 2019, Affelay akhirnya merumpul lagi setelah absen selama hampir dua tahun. Ia diturunkan sebagai pemain pengganti pada menit 82 saat PSV menghadapi Fortuna Sittard.

“Ini momen yang menegakkan bulu roma,” ucap Afellay setelah pertandingan tersebut kepada surat kabar Eindhoven Daglad sebagaimana dikutip Stoke-on-Trent Live.

Cedera demi cedera yang akrab dengannya semenjak meninggalkan PSV membuat karier Afellay tidak berjalan sesuai asa publik Belanda yang meramalkan ia bakal menjadi pemain bintang di masa depan.

Berdasarkan catatan Transfermarkt, Affelay total melewatkan 1.079 hari atau hampir tiga tahun dan 177 pertandingan akibat cedera.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Ikhsan Abdul Hakim

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Ikhsan Abdul Hakim
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Iswara N Raditya