tirto.id - Dua liputan kolaborasi Tirto pada 2019 memenangkan Suardi Tasrif Award 2020 dari Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, demikian siaran pers HUT AJI ke-26. Dua laporan tersebut mengenai seri liputan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi, yang dikerjakan bersama The Jakarta Post, VICE Indonesia dan BBC Indonesia; serta kerusuhan Wamena, berkolaborasi dengan Jubi dan The Jakarta Post.
Dalam malam resepsi 26 tahun AJI, yang disiarkan via YouTube, dewan juri menilai dua liputan kolaborasi itu berdampak terhadap publik yang membawa persoalan sangat relevan hari ini, yakni kekerasan seksual dan penindasan di tanah Papua.
Kedua liputan itu dianggap memenuhi kriteria melayani hak publik atas informasi; mengefektifkan fungsi pers sebagai lembaga kontrol sosial; dan mengungkap problem ketidakadilan yang tersembunyi dan disembunyikan.
Kedua laporan itu “mampu mendorong kebijakan lebih jauh dan membawa isu ini menjadi perbincangan publik,” menurut salah satu dewan juri Mujtaba Hamdi.
"Saya kira tahun ini adalah tahun kolaborasi," ujar Hamdi.
Sapto Anggoro, pemimpin redaksi Tirto, berkata bahwa laporan jurnalistik yang dikerjakan secara kolaboratif punya tenaga yang solid dalam melaksanakan fungsi pers sebagai kontrol sosial.
Angela Flassy, pemimpin redaksi Jubi, berkata bahwa penghargaan ini "membuktikan kolaborasi media efektif untuk menjadi solusi kerja-kerja jurnalistik saat ini."
Laporan kolaborasi 'Nama Baik Kampus' menyoroti dugaan kasus-kasus kejahatan seksual di lingkungan kampus. Dari kasus Agni di UGM, dosen mesum di Universitas Diponegoro (Semarang) dan Universitas Sumatera Utara (Medan), predator seksual di UIN Malang, relasi kuasa menyulut kekerasan seksual di sebuah kampus swasta di Bali, serta kampus Islam di Jambi dan Gorontalo. Hasilnya adalah tekanan publik, terutama dari aliansi-aliansi mahasiswa dan dosen progresif, yang mendesak pejabat kampus agar segera membuat peraturan anti-kekerasan seksual.
Di kampus lain, ada setitik pijar cerah: Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta telah membuat surat edaran yang mengatur mekanisme penanganan pelecehan seksual, perundungan, dan intimidasi untuk para dosen dan mahasiswa.
Universitas Indonesia membuat buku saku “Standar Operasional Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus” yang digagas oleh Dr. Lidwina Inge Nurtjahyo dan Dr. Saraswati Putri.
Dirjen Pendidikan Islam dari Kementerian Agama menerbitkan Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, yang disebarkan ke seluruh rektor di kampus-kampus Islam, baik negeri maupuan swasta, agar mengadopsi aturan serupa di kampusnya masing-masing.
Sementara di UGM akhirnya mengesahkan regulasi anti-kekerasan seksual setelah diwarnai desakan dan protes dari mahasiswa.
Adapun laporan kolaborasi 'rusuh Wamena' menyoroti protes antirasisme-berbelok-kekerasan mematikan di ibu kota Jayawijaya pada akhir September 2019.
Temuan kami: ada 17 orang Papua dari 42 korban tewas, 11 orang di antaranya terkonfirmasi akibat luka tembak. Dugaan korban tembak ini tak pernah diungkapkan dalam pemberitaan media-media di Jakarta dari “kerusuhan Wamena”.
Cerita utama yang lain adalah puluhan ribu warga pendatang mengungsi dan keluar dari Wamena. Cerita lebih proporsional: ribuan orang Papua juga mengungsi, berduyun-duyun ke kampung halamannya di kabupaten-kabupaten tetangga di sekitar pegunungan tengah Papua. Wamena, pusat ekonomi di Jayawijaya, menjadi kota mati selama dua pekan pasca-kekerasan.
Tasrif Award merujuk Suardi Tasrif, wartawan kelahiran Cimahi pada 1922, salah satu pendiri koran Suara Indonesia, terlibat dalam corong kemerdekaan Indonesia lewat Radio 'Suara Indonesia', dan merumuskan kode etik jurnalistik, memimpin Berita Indonesia (yang dibredel oleh pemerintah), lalu menjadi advokat, pengasuh rubrik 'pers dan hukum', dan membela mahasiswa dalam peristiwa Malari 1974. Tasrif meninggal pada 1991.
Dalam HUT AJI ke-16 ini juga Majalah Tempo memenangkan Udin Award dalam laporan investigasi 'Habis Gula Terbitlah Kuota'. Sementara SK Trimurti Award 2020 diberikan kepada Gadrida Rosdiana Djukana, jurnalis asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Tema ulang tahun AJI kali ini mengenai jurnalisme di masa pandemi COVID-19. Ketua Umum AJI Abdul Manan menilai pandemi berdampak sangat serius bagi pers serta masa depan. Dampak nyata tentu saja bisnis media, yang berakibat langsung pada kesejahteraan jurnalis. Dampak lain pada kualitas jurnalisme karena banyak proses news gathering dengan cara daring.
“AJI berharap media bisa menghadapi masa-masa sulit ini dengan tetap menjaga nilai utama profesi, yaitu bekerja untuk menemukan kebenaran dan memprioritaskan kepentingan publik,” kata Manan.
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti