tirto.id - Hujan dengan intensitas lebat disertai angin terjadi di sejumlah wilayah di Jogja, Jumat (19/11/2021) siang.
Akibatnya, sejumlah pohon tumbang dan menimpa mobil hingga motor. Melansir keterangan tertulis yang diterima dari BPBD DIY, kejadian hujan disertai angin atau dampak hidrometeorologi di wilayah DIY mengakibatkan,
1. Kota Yogyakarta, terdapat 8 dampak kejadian yang terdiri dari 4 titik pohon tumbang (menimpa mobil 2 dan menimpa motor 4, serta 2 akses jalan). Seperti yang terjadi di Jalan Balai Yasa Lempuyangan.
2. Kabupaten Sleman, terdapat 6 dampak kejadian, yakni 6 titik pohon tumbang.
Sebelumnya, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca di Yogyakarta pada 19 November 2021 pukul 10:40 WIB berupa potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pukul 11:10 WIB di Kabupaten Sleman, yaitu Cangkringan, Tempel, Turi, Pakem, dan sekitarnya. Serta dapat meluas ke wilayah Kabupaten Bantul, Sedayu,
Lantas di Kota Yogyakarta daerah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem yaitu, Tegalrejo.
Kemudian untuk Kabupaten Kulon Progo yaitu daerah Temon, Wates, Sentolo, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang.
Kabupaten Sleman yaitu, Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Depok, Berbah, Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Sleman, dan sekitarnya.
Dampak La Nina di Jogja
Sebelumnya, pada 1 November 2021 lalu, Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, sejak September dasarian III 2021, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah telah melewati ambang batas La-Nina.
"Indeks Enso Oktober 2021 sebesar -0.83°C menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La-Nina lemah," kata Reni dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.
"Diprakirakan fenomena ENSO La-Nina lemah dan dimungkinkan menjadi La-Nina Moderat berlangsung hingga awal tahun 2022," tambahnya.
Reni menambahkan, pengaruh La-Nina di wilayah Jogja berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata-ratanya, diawal musim penghujan Oktober-November 2021. Sehingga akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen.
Sedangkan jika La-Nina masih berlanjut hingga musim penghujan (Desember 2021- Januari dan Februari 2022) maka dampak La-Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60 persen.
"Namun perlu diperhatikan meskipun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, tapi dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih dipuncak musim hujan (Januari 2022). Terutama wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor di wilayah Jogja," ujarnya.
Sehingga, Reni mengimbau kepada para pemangku kepentingan agar dapat sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah D.I. Yogyakarta.
"Lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih," katanya.
Editor: Maya Saputri